Miracle 12

26 7 0
                                    

Tiga hari yang lalu SMA Nirwana digemparkan oleh berita yang mengejutkan yaitu meninggalnya seorang siswi kelas 12. Penyebab meninggalnya karena siswi itu memakai sepatu hak tinggi sehingga dia terjatuh dari tangga.

Nama siswi itu adalah Lina Anggraini, murid kelas 12 IPA 2 yang terkenal memang nakal dan kalau anak zaman sekarang bilangnya seperti cabe-cabeaan. Kenapa cabe-cabeaan? Karena dia selalu memakai seragam ketat dan rok pendek, bukan hanya itu dia selalu menggunakan make up dan selalu memaki aksesoris berlebihan ke sekolah, lalu bukanya memakai sepatu sekolah tetapi dia selalu memakai sepatu hak tinggi. Mau ke sekolah atau fasionshow sih.

Murid-murid SMA Nirwana bilang bahwa Lina meninggal karena karmanya itu, sehingga kematian menjemputnya dengan cara yang tragis.

Terlihat seorang gadis berambut sebahu berlari sepanjang koridor sekolah karena dia terlambat, Indri hari ini memiliki jadwal piket dikelasnya dan jika dia tidak datang awal maka ada hukumannya.

Ketika Indri sedang berlari, tanpa sengaja dia menabrak punggung seseorang yang berada didepannya dan alhasil Indri akhirnya terjatuh.

"Aduh... Woy jangan ngehalangin jalan bisa gak sih!" Teriak Indri kesal

Indri masih terduduk dilantai, bagian kepala dan pinggulnya sangat sakit. Coba bayangkan kalian tengah berlari cepat lalu tiba-tiba kalian menabrak seseorang yang notabenya lebih besar dari kalian, pastinya kalian akan terpental dan jatuh. Untung saja suasana sekolah masih sepi sehingga Indri tidak usah menahan malu karena terjatuh.

Ketika Indri memegang kepalanya, terlihat uluran tangan seseorang didepannya. Tanpa pikir panjang Indri meraih uluran tangan itu dan tentu saja dia sudah menyiapkan sejurus sumpah serapan yang akan dia keluarkan kepada orang yang berani menghalangi jalannya itu.

Namun sepertinya sejurus sumpah serapan yang akan Indri keluarkan tidak jadi karena orang yang ditabraknya itu adalah El, sang  moswanted SMA Nirwana.

Indri hanya terdiam dengan wajah terkejutnya, astaga demi apapun kemarahan yang akan dia luapkan tadi mendadak menguap hilang bagai ditiup angin. Sepertinya rasa terkejutnya lebih besar dari pada rasa kemarahannya.

"Astaga ciptaan mana yang kau dustakan" batin Indri.
"Loh? Ko gue malah diam sih, bukanya marahin si El malah diam bak patung, astaga bodo banget sih"

"Mau sampai kapan Lo megang tangan gue" ucap El dengan nada dingin

Mata Indri terbelalak dengan cepat dia langsung melepaskan tangannya yang tadi masih memegang tangan El. Astaga bahkan dia tidak sadar bahwa tangan mereka masih berpegangan. Setelah melepaskan tangannya, El malah langsung berjalan pergi meninggalkan Indri dengan santainya.

"Woy!... Minta maaf sama gue, enak aja maen pergi!"  teriak Indri

Mendengar teriakkan Indri, langkah El terhenti. "Minta maaf? Buat apa?" Ucap El dengan nada meremehkan

Mendengar ucapan El, membuat Indri terkejut. "Lo udah nabrak gue!" ujar Indri

"Yang nabrak gue atau Lo?" Ucap El

"Iya emang  gue yang nabrak tapi seandainya Lo gak ngehalangin jalan kejadian ini gak bakal terjadi, jadi intinya ini salah Lo" ujar Indri

"Gue cuman jalan di koridor ini menuju kelas seperti murid-murid pada umunya, yang salah itu Lo kenapa lari-lari dikoridor. Jadi disini yang salah saya atau anda?" Ucap El dingin

Indri terdiam tak bisa menjawab karena benar juga apa yang dikatakan oleh El, tapi jika dia tidak berlari dia akan terlambat piket karena ini jadwal dia membersihkan kelas. Salah dia juga sih karena waktu malam asik nonton drama korea, alhasil Indri jadi telat bangun dan parahnya dia tidak sarapan pagi karena takut terlambat.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang