Saat ini TKP sudah dipenuhi oleh petugas kepolisian. Mereka semua sedang menjalankan tugasnya yaitu sebagian memeriksa TKP, sebagain lagi memeriksa mayat dan sebagian sedang mengumpulkan informasi dan data yang terkait dengan korban.
Indri, Cecil, Azka dan Rachel telah ditanyai saat tadi mereka menemukan mayat tersebut di tangga. Sekarang mereka berempat sedang berdiri tak jauh dari TKP.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Azka kepada Indri yang terlihat pucat
Indri mendongkakan kepalanya dan mulai menarik napas.
"Gue baik-baik aja" jawab IndriSedangkan Cecil dan Rachel hanya terdiam, tapi tatapan mata mereka berdua sejak tadi memperhatikan polisi yang sedang olah TKP.
"Kenapa ini bisa terjadi? Apakah ini kutukan atau semacamnya?" Tanya Indri
"Kenapa kau berpikir seperti itu" kata Cecil bingung
Bagaimana Indri tidak berpikir seperti itu, di tangga ini beberapa hari yang meninggal Lina siswi kelas 12 lalu sekarang ada lagi korban. Mungkin itu tangga terkutuk.
"Gak ada yang namanya kutukan, dasar bodoh" jawab Rachel dingin
"Apa Lo bilang?!" Ujar Indri sewot
"Nama gadis itu adalah Fira Nurani, dia siswi kelas 12 IPA 2 SMA Nirwana sama seperti korban sebelum yaitu Lina Anggraini" ucap seseorang yang membuat Azka, Indri, Cecil dan Rachel melihat ke arah asal sumber suara itu
Terlihat seorang salah satu dari petugas polisi dengan postur tubuh yang tinggi, dengan kulit putih, wajahnya antara tampan dan cantik? Dia tengah memakai baju kepolisian pada umunya. Dalam seragamnya bertuliskan nama Saga
"Perkenalkan nama saya Saga, salah satu dari petugas kepolisian yang menyelidiki kasus ini" ucap polisi itu memperkenalkan diri
"Apa hanya itu petunjuk yang kau dapatkan?" Ucap Rachel dengan nada menghina
"Ciih! Aku juga sudah berusaha mencari petunjuknya dari tadi" ucap Saga dengan kesal
Azka, Indri dan Cecil hanya melongo melihat hal itu. Sikap Rachel sangat tidak sopan dengan berbicara seperti itu kepada satuan anggota polisi. Kurang ajar itulah yang mereka bertiga pikirkan.
"Yang bisa kami simpulkan saat ini sepertinya Fira terjatuh saat menuruni tangga dan terjadi pendarahan hebat di kepalanya akibat benturan ke lantai" jelas Saga
"Dia tidak terjatuh tapi ada yang mendorongnya sehingga dia jatuh dari tangga" ucap Cecil
Mendengar hal itu semua yang ada disana terkejut. Bagaimana mungkin Cecil bisa tahu, itu sangat mustahil.
"Jangan menyimpulkan sesuatu yang tidak ada buktinya, dari keterangan kalian berempat itu sangat tidak mungkin" ujar Saga
Azka, Cecil, Indri dan Rachel turun dari lantai 3 pukul 16.00 saat mereka berempat turun dari sana tidak ditemukan mayat, lalu selama 15 menit mereka terdiam di lantai dasar tapi Rachel kehilangan buku catatan dan diduga buku itu tertinggal di Lab komputer. Saat itulah mereka menemukan mayat pukul 16.15 jadi sangat tidak mungkin salah satu dari mereka berempat melihat kejadian itu.
"Tapi sungguh aku tidak berbohong itulah yang terjadi" kekeh Cecil pada pendiriannya
"Kalau begitu pasti kau tahu pelakunya siapa bukan" ucap Saga
"S-soal itu..." Cecil menundukkan kepalanya. Cecil memang melihat kejadian itu dengan kemampuan miliknya, tapi sayang dia tidak melihat dengan jelas wajah sang pelaku karena keadaan tangga yang sangat gelap
"Lihat? Kau tidak bisa menjelaskannya. Jangan mengarang-ngarang ini kasus bukan cerita" ucap Saga memperingati
"Tapi sungguh aku tak bohong, orang yang mendorong korban berkata seperti ini itu akibat karena kau berteman dengannya" jelas Cecil
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen FictionIni adalah cerita tentang kisah mereka, tentang kehidupan mereka yang berliku-liku Ini adalah cerita tentang kisah persahabatan dan percintaan mereka Ini adalah kisah pahit, sedih, bahagia dan misteri kehidupan mereka ini adalah kisah mereka yang di...