Saat ini Indri sedang mengobati El ditaman yang tak jauh dari tempat El dihajar habis-habisan oleh segerombolan siswa SMA. Kini Indri sedang mengobati punggung El yang ternyata sama parahnya dengan bagian depannya. Banyak sekali luka dan memar dipunggungnya. Sesekali saat Indri mengobati El meringis kesakitan, tentu saja pasti sakit mengingat lukanya cukup banyak.
"Selesai sekarang tinggal bungkus pake perban" ucap Indri
Mendengar hal itu El langsung membalikan badannya jadi menghadap kearah Indri, kini mereka saling berhadapan.
"Yah udah tolong yah" ucap El
Indri langsung mengeluarkan perban dari kotak kecil yang tadi dia keluarkan dalam tasnya. Tapi Indri tidak langsung membungkus perban itu ke tubuh El, gadis itu gugup karena dia tahu jika dia melakukan hal itu maka jarak antara dirinya dan El sangat dekat, bahkan mungkin wajah mereka akan sesekali bersentuhan. Astaga demi kulit kerang ajaib, Indri tidak tahu harus bagaimana.
"Hey.. kenapa kau malah diam. Cepat pasangkan perbannya padaku" ucap El tak sabar
"Hmm... Kenapa tidak Lo sendri yang pakai" ucap Indri
"Hey bagaiman aku memasangkan sendiri. Itu mustahil"
"Ta-tapi..."
"Masang perban apa susahnya sih, tinggal pasang aja. Cepatlah aku ingin segera memakai baju, angin disini membuatku kedinginan"
Indri lupa El tidak memakai baju karena harus diobati tadi. Indri menghela napasnya, pada akhirnya dia menganggukkan kepalanya. "Baiklah tapi jangan bergerak sedikitpun" ucap Indri memperingati
Indri mendekat ke arah El dan langsung memasangkan perban itu. Sesekali wajah Indri dan El nyaris bersentuhan tapi Indri bersikap biasa saja walaupun jantungnya berdegup dengan kencang. Indri takut El mendengar atau merasakan suara detak jantungnya itu.
El yang merasakan hal itu tiba-tiba menjadi gelisah. Sentuhan Indri ketika memakaikan perban ke tubuhnya benar-benar membuat El gugup, apalagi sesekali jarak wajahnya dan Indri begitu dekat. Dan yang membuat El bingung wajah Indri terlihat normal tidak ada reaksi gugup atau gelisah seperti dirinya saat ini. Apa Indri sudah biasa melakukan hal ini? Tapi yang membuat El bingung Indri sesekali memegang dadanya, entah kenapa.
"Su-sudah selesai" ucap Indri gagap
"Ah ya.. terima kasih" ucap El
El langsung meraih seragamnya yang terlihat kotor, El menghela napas mau tak mau dia harus memakainya.
Indri yang melihat hal itu tidak tega, dia harus membantunya. Indri melihat ke arah jaket merah yang dipakainya. Sebenarnya Indri tidak ingin meminjamkan jaket ini karena jaket merahnya ini merupakan jaket milik kakaknya. Tapi jika Indri menggunakan untuk menolong tidak masalah sama sekali, pasti kakaknya tidak akan keberatan sama sekali karena Indri melakukan itu demi kebaikan juga.
Ketika El akan memakai seragamnya itu, suara Indri langsung menghentikannya. "El tunggu Lo gak bisa paki seragam itu karena kotor. Nanti kuman akan masuk ke luka Lo" ucap Indri menasehati
"Yah terus aku pakai apa? Masa aku pulang gak pakai baju" ujar El
Indri langsung membuka jaket merah yang dipakainya dan menyerahkan jaket itu kepada El. "Pakai jaket punya gue, tapi jaga baik-baik, kembaliin jaketnya dalam keadaan sehat walafiat soalnya jaket itu berharga bagi gue" ucap Indri
Mendengar hal itu El meraih jaket merah Indri dan langsung memakainya. "Makasih" ucap El
"Sama-sama" ucap Indri sambil tersenyum
El tertegun melihat senyuman Indri, terlihat begitu indah dan tulus dari seorang gadis kepadanya. Karena biasanya gadis-gadis yang memberikan senyuman untuknya hanya ingin menarik perhatiannya saja. Sikap Indri juga membuat El yakin bahwa gadis itu sangat baik hati dan apa adanya. Tanpa sadar rasa tertarik El berubah menjadi rasa suka.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Novela JuvenilIni adalah cerita tentang kisah mereka, tentang kehidupan mereka yang berliku-liku Ini adalah cerita tentang kisah persahabatan dan percintaan mereka Ini adalah kisah pahit, sedih, bahagia dan misteri kehidupan mereka ini adalah kisah mereka yang di...