Sudah dua hari yang lalu kejadian mengerikan itu terjadi. Penemuan mayat Opik digudang peralatan olahraga, polisi masih belum mengetahui motif atau pelaku mengapa hal itu bisa terjadi. Polisi masih berusaha semampu mereka untuk mengumpulkan petunjuk agar kasus ini menemukan jalan keluarnya.
Terlihat di kelas 12 IPA 1 seorang pemuda berambut kemerahan yang tak lain adalah Mark sedang melamun sambil menatap ke luar jendela memandangi langit, dia tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi di depan kelas. Walaupun sedang memandang langit, pikiran Mark berkelana jauh.
Kasus ini adalah kasus pembunuhan karena balas dendam
Kata-kata yang diucapkan oleh gadis cerdas dan termuda di SMA Nirwana yaitu Rachel, masih terngiang-ngiang di kepalanya. Mark tidak mengerti sama sekali apa maksud dari ucapan gadis penggila jepit kupu-kupu itu.
Yang membuatnya bingung sekaligus penasaran, apa hubungannya kasus ini dengan temannya Ankaa yang telah meninggal 2 tahun yang lalu? Lalu apa maksud dari adanya lambang bintang dan cap burung Phoenix itu? Dan apa maksud dari kasus ini terjadi karena balas dendam?
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyan lainnya dalam benak Mark. Akhirnya Mark hanya bisa menghela nafas lelah, sudahlah dia sendiri tidak mengerti. Biarlah waktu yang akan menjawab semua pertanyaan itu dan dia yakin pertanyaan yang sekarang ada dipikiran itu, pasti akan ada jawabannya, karena di dunia ini tidak ada pertanyaan yang tak memiliki jawabannya.
****
Sementara itu disisilain di kelas 11 IPA 1, seorang gadis cantik nan tomboy yang tak lain adalah Indri sedang memperhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, namun sesekali Indri melihat ke sampingnya dimana Cecil sedang menatap ke arah jendela. Entah apa yang dipikirkan sahabatnya itu, tapi Indri hanya bisa menebak saja dari aura yang dikeluarkan oleh Cecil.
Sejak kejadian di temukannya mayat digudang peralatan olahraga, yang terindentifikasi sebagai Opik yang merupakan murid disekolah ini. Ada yang berubah dari Cecil, biasanya dia selalu ceria dan penuh semangat, namun sekarang Cecil terkesan lebih pendiam dan sering melamun.
Resah, sedih, bingung dan juga keterkejutan yang merujuk pada ketidak percayaan. Itulah aura perasaan yang dipancarkan oleh Cecil. Pada awalnya Indri membiarkan hal itu sampai Cecil sendiri yang menceritakan masalahnya itu, namun kali ini dia sudah tidak bisa menunggu lagi, Indri berjanji saat istirahat nanti dia akan bertanya. Semoga saja Cecil mau menceritakan masalahnya itu, karena berbagi masalah dapat membuat beban yang dipikul seakan menjadi ringan.
Kring.... Kring.... Kring.....
"Baiklah anak-anak, bel istirahat telah berbunyi. Pelajaran hari ini kita cukupkan sekian, sampai jumpa Minggu depan" setelah berucap itu guru yang mengajar itu langsung pergi meninggalkan kelas 11 IPA 1
Beberapa saat setelah guru itu pergi, murid-murid dikelas langsung membubarkan diri mereka keluar kelas, walaupun ada beberapa murid yang masih berada di kelas.
"Cil? Cecil" panggil Indri, namun Cecil masih terdiam di tempatnya sambil memandang jendela
Indri kemudian menyentuh bahu Cecil sambil memanggil namanya. "Cecil? Lo baik?" Tanya Indri
Merasakan ada sentuhan dibahunya lamunan Cecil langsung buyar seketika, dengan segera dia menoleh ke arah Indri yang sedang menatapnya khawatir.
"Kenapa Indri?" Tanya Cecil sambil tersenyum
Indri tahu senyuman yang diberikan oleh Cecil hanya sebagai pengalihan saja. Sekarang saatnya untuk Indri bertanya kepada Cecil.
"Lo baik?" Tanya Indri khawatir

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Fiksi RemajaIni adalah cerita tentang kisah mereka, tentang kehidupan mereka yang berliku-liku Ini adalah cerita tentang kisah persahabatan dan percintaan mereka Ini adalah kisah pahit, sedih, bahagia dan misteri kehidupan mereka ini adalah kisah mereka yang di...