Miracle 30

21 5 0
                                    

"Hmm.. souka" lirih Rachel
(Begitu)

Rachel telah mendengarkan cerita Indri dengan baik dan seksama. Penemuan mayat dan tersangka saat ini, jadi begitu rupanya. Rachel memiringkan kepalanya sedikit sambil memegang dagunya, dia seperti sedang berpikir.

"Jadi bagaimana. Apa Lo bisa bantu?" Harap Indri

"Akan aku usahakan" ucap Rachel

"Benarkah. Terima kasih Rachel" ucap Indri sambil memeluk Rachel dengan eratnya

Rachel yang sedang dipeluk erat tersebut hanya tertegun, sebahagia itukah Indri bisa dibantu olehnya. Rachel memang akan membantu Indri tapi jika kebenaran membuktikan bahwa kakaknya bersalah Rachel tidak bisa berbuat banyak, tapi mendengar penjelasan dari Indri tadi sepertinya mungkin saja bahwa kakaknya Indri tidak berhasil. Semua ini tergantung dari hasil otopsi dan penyelidikan kepolisian.

"Sorry-sorry, gue gak sadar meluk Lo" ucap Indri dan dengan segera dia melepaskan pelukannya pada Rachel. Astaga karena terlalu senang Indri refleks memeluk Rachel bahkan dengan erat sekali. Indri dengan takut-takut melihat kearah Rachel yang hanya terdiam dan wajahnya datar-datar saja, apa tidak ada reaksi?

"Ra-Rachel?" Ucap Indri sambil memegang pundak Rachel

Rachel terlihat langsung tersentak karena sentuhan tangan Indri dipundaknya, dengan segera Rachel langsung melihat kearah Indri yang sedang melihatnya dengan takut dan gugup.

"Ada apa?" Bingung Rachel

"Lo marah?" Tanya Indri

Rachel mengkerutkan keningnya. "Maksudnya?" Ucap Rachel tak mengerti

"Saat gue peluk tadi" jelaskan Indri

Rachel berpikir sejenak agar dia tahu apa maksud dari ucapan Indri tadi, beberapa saat kemudian akhirnya dia mengerti arah pembicaraan ini. "Gak marah, untuk apa aku marah" ucap Rachel sambil menggelengkan kepalanya

Indri menghela napasnya. "Syukur deh kalau gitu" lega Indri

Sepertinya tadi Rachel melamun saat Indri sedang memeluknya. Rachel saat itu sedang berpikir kapan terakhir kali dia mendapat pelukan hangat seperti tadi, jujur saja Rachel sangat menikmati sekaligus rindu dengan itu. Pelukan hangat yang menyatakan bahwa seseorang senang dan mempercayainya.

"Indri lebih baik kau pulang sekarang" ucap Rachel

"Kenapa?" Tanya Indri

Rachel meraih tangan kiri Indri, gadis itu langsung menunjuk kearah jam tangan yang dipakai Indri. "Lihat jam sudah menunjukan pukul berapa" ucap Rachel

Indri melihat kearah jam yang dipakainya, seketika matanya langsung terbelalak ketika terlihat jam sudah menunjukan pukul berapa

11.07 pm

Indri keluar dari kantor polisi jam 8 malam berarti selama ini dia menghabiskan 3 jam lamanya disini dan dibarengi dengan menangis. Astaga ternyata lama juga dia berada di taman ini. Indri harus bergegas pulang, lagi pula besok masih sekolah dan Indri tidak ingin bangun terlambat.

"Rachel gue pulang dulu yah" ucap Indri sambil beranjak dari bangku taman tersebut

Rachel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Tapi ketika Indri akan pergi Rachel mencegahnya duku sebentar dan mau tak mau langkah Indri terhenti.

"Bisa kau rahasia tentang mataku ini" ucap Rachel

Indri melihat kearah Rachel. Aura permohonan yang sangat besar dan ada aura ketakutan samar-samar. Sepertinya Rachel tidak ingin ada yang tahu mengenai rahasia warna matanya itu. Indri telah meminta bantuan kepada Rachel rasa sangat impas dengan menjaga rahasia itu dengan baik olehnya.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang