Seperti pagi sebelumnya, pagi ini Devina lagi lagi direpotkan oleh janin yang tengah ia kandung, sudah hampir setengah jam lebih Devina bolak balik ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan isi perutnya yang hanya berisi cairan bening.
Mungkin untuk beberapa hari kedepannya ia akan sering mengalaminya. Riri yang melihat itupun merasa sangat khawatir terhadap sang anak yang terus bolak balik ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan isi perutnya.
Riri khawatir karena selama ini Devina juga mengidap penyakit maag yang sewaktu waktu akan kambuh mengingat sang anak juga sangat malas makan jika disuruh.
Kebetulan hari ini adalah hari libur, jadi Devina bisa beristirahat dengan secukupnya mengingat keadaan tubuhnya yang tidak baik baik saja, terlihat sangat jelas di wajahnya yang sangat pucat serta bibir yang terlihat pecah pecah.
"Dev kayaknya kamu harus ke rumah sakit deh!, ibu takut maag mu kambuh lagi" Riri menuntun Devina yang baru saja keluar dari kamar mandi untuk duduk di sebuah kursi kayu yang tampak sudah usang.
"Gak usah Bu, Devina cuman pusing aja sama mules kayak kemaren" jawab Devina lesu dengan wajah pucatnya.
"Ini gak bisa dibiarin terus menerus, nanti sakitnya nambah parah lho"
"Udah gapapa bentar lagi juga sembuh kok!"
"Kamu itu memang susah ya kalo dibilangin" Riri menghela nafasnya kasar, yang kemudian ia kembali melanjutkan membuat adonan roti yang sempat tertunda tadi.
Ada rasa takut di dalam hatinya Devina, bagaimana bisa ia kerumah sakit pasti nanti dokter akan memeriksanya dan mengatakan bahwa ia sedang mengandung, dan Devina tidak mau ibunya mengetahui itu, ia sudah bertekad untuk menutupi kehamilannya sampai tiba waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya.
Devina juga tidak mau mempermalukan ibunya karna ia hamil di luar nikah, pasti banyak yang mencemooh keluarga mereka nantinya, sekarang saja banyak orang memandang mereka sebelah mata karena mereka miskin, apalagi nanti jika semua orang tau bahwa ia hamil di luar nikah, pasti orang orang akan mencaci maki habis habisan keluarga mereka.
Namun tanpa sepengetahuan Devina, ternyata di luar rumahnya sudah ada sahabatnya yang sedari tadi mengetuk pintu namun nihil tak ada yang membukannya. Yah ia adalah Steffy.
Devina yang hendak ke kamar pun akhirnya menyadari ada suara ketukan pintu yang berasal dari pintu depan rumahnya. Lalu ia pun berjalan dengan sedikit sempoyongan untuk membukakan pintu tersebut.
Tok tok__
Dan akhirnya Devina pun membukakan pintunya, setelah sekian lama sahabatnya menuggu.
"Lo lama amat sih bukain pintunya, hampir lumutan tau gak gue nunggu" cibir Steffy kesal dengan mengurutkan bibirnya.
"Ya maaf Stef tadi aku di dapur sama ibu jadi gak kedengaran deh" Devina berucap sambil memijit pelipisnya pelan
"Eh lo lagi sakit ya?, muka lo pucet banget ya Allah Dev" ucap Steffy panik memandangi wajah sahabatnya yang terlihat seperti mayat hidup.
"Gapapa kok cuman lagi gaenak badan aja, eh ayok masuk sampe lupa!" hampir saja Devina lupa bahwa mereka saat ini masih berdiri di depan pintu.
Devina dan Steffy saat ini sedang berada di dalam kamar sederhana milik Devina, dengan keadaan keduanya saling duduk berhadapan di atas ranjang.
"Niatnya sih gue mau ngajakin lo buat liat liat buku di perpustakaan Trakvi, tapi yaudah deh lagian lo juga lagi sakit"
Devina menepuk jidatnya, ia lupa bahwa ia dan Steffy sudah berencana hari ini untuk mengunjungi tempat itu, tapi sekarang Devina malah lupa, dan ditambah dengan suhu badannya yang tidak mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [ON GOING]
Romance[16+ sad romance content] Judul sebelumnya YOUNG MAMA. Tentang DEVINA ANGRAISY yang harus menanggung beban hidupnya dengan mengandung di usia 17 tahun karna sebuah kesalahan yang diperbuat oleh ALANO MACRSKY MINAJ, kakak kelas brengsek yang sialnya...
![Our Destiny [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/248126398-64-k188135.jpg)