Warning!!!
Part panjang.
•••
Alin menghentakkan kakinya kasar sembari melirik kearah jam tangannya yang disana sudah menunjukkan pukul 17:45, yang berarti dirinya sudah hampir satu jam menunggu Alano yang sampai sekarang masih tak kunjung datang juga.
Gadis itu sekarang sedang berada didepan teras rumahnya, sebenarnya Alano ada niat pergi dengannya atau tidak sih? Jika memang tidak mau mestinya dari awal lelaki itu bilang, jangan memberikan harapan palsu seperti ini.
Alin paling tidak suka menunggu, apalagi menunggu tanpa kepastian seperti sekarang ini, Alin sudah menghubungi Alano, namun Alano tidak menjawabnya, pesan pun sudah ia kirim beberapa kali, namun tetap sama, tak ada sama sekali balasan dari Alano.
"Ishh awas aja kalo ketemu besok" kata Alin ketus dengan raut wajah cemberut.
Akhirnya Alin membatalkan rencananya untuk pergi berjalan-jalan dengan Alano, dirinya sekarang sudah tidak mood lagi. Alin pikir hari ini mereka akan merayakan universery mereka yang ke tiga bulan, namun rencana ya rencana, toh Alano sendiri juga tidak mengingatnya sama sekali, jadi untuk apa Alin sibuk sibuk untuk merayakannya.
∆∆∆
Devina mengusap ngusap rambutnya menggunakan handuk sembari satu tangannya lagi mengambil handbody yang berada diatas meja rias, kemudian dilanjutkan dengan mengoleskan di leher dan di tangannya.
Ya setelah bergelut diatas ranjang bersama Alano selama kurang lebih 3 jam, Devina memutuskan untuk langsung berkeramas. Ah rasanya Devina sangat malu ketika mengingat kejadian tadi, kali ini lelaki itu melakukannya dengan sangat lembut bahkan sangatlah berhati hati, sangat jauh berbeda disaat mereka melakukannya di dalam kamar hotel beberapa waktu yang lalu.
Lah mengapa Devina sekarang malah memikirkan hal itu, Devina buru buru menepis pikiran kotornya itu, lalu beralih melirik Alano yang masih terkapar diatas ranjang yang dimana keadaannya yang hanya dilapisi oleh selimut yang membungkus tubuh polosnya.
Tak terasa juga kini sudah pukul 18:15, yang artinya sebentar lagi hampir malam. Setelah mengeringkan sedikit rambutnya, kini Devina melanjutkan untuk pergi ke dapur berniat ingin memanaskan makanan untuk makan malam mereka nanti.
Baru saja Devina ingin menghidupkan kompor gasnya, tiba tiba Devina merasakan ada sebuah tangan yang memeluknya dan arah belakang, Devina tau pemilik dari tangan itu, yah siapa lagi jika bukan Alano, yang entah sejak kapan lelaki itu bangun Devina sendiri tidak mau ambil pusing perihal hal ini.
"Lagi ngapain hem?" Tanya Alano dengan sedikit mengendus di leher Devina.
"Ma-manasin makanan" jawab Devina gugup.
Cup_
Tubuh Devina seketika bagaikan tersengat listrik dengan jantung yang berdetak tak karuan, apa tadi, Alano mencium lehernya, tidak bukan hanya menciumnya saja tetapi juga dengan sedikit menggigitnya sehingga meninggalkan bekas kemerahan disana, bahkan bekas tadi pun masih ada, tetapi lelaki itu malah menambahnya lagi.
Alano kini membalikkan tubuh Devina agar menghadapnya, bisa Alano lihat dengan jelas bahwa istrinya itu sedang menahan malu, terlihat jelas dari warna pipinya yang bak kepiting rebus, karena gemas, Alano pun mencubit pelan pipi Devina.
"Mbem" kata Alano yang gemas dengan pipi Devina yang seperti bakpao.
"Ish apaan sih"
Devina membalikkan tubuhnya kembali untuk melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Sementara Alano menggeleng pelan, setelah itu ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar mandi. Niat awalnya sih memang seperti itu, tetapi karena merasa gemas dengan Devina, akhirnya Alano memutuskan untuk sedikit menjahili Devina dengan memeluknya secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [ON GOING]
Storie d'amore[16+ sad romance content] Judul sebelumnya YOUNG MAMA. Tentang DEVINA ANGRAISY yang harus menanggung beban hidupnya dengan mengandung di usia 17 tahun karna sebuah kesalahan yang diperbuat oleh ALANO MACRSKY MINAJ, kakak kelas brengsek yang sialnya...
![Our Destiny [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/248126398-64-k188135.jpg)