[23]•DEVANO•

7.9K 396 20
                                    

Selama dua hari lamanya menjalani hari-hari yang membosankan bersama Alano tanpa mengerjakan sesuatu ataupun sekedar untuk keluar rumah, kini Devina dan Alano kembali diperbolehkan untuk bersekolah seperti biasa.

Kini sepasang pasutri itu sudah berada berada diparkiran sekolah, sudah hampir 10 menit lamanya mereka berada didalam mobil tersebut, namun tidak ada tanda tanda mereka akan keluar dari sana.

Bukan apa-apa mereka tidak ingin turun dari mobil, tetapi keadaan lah yang membuat mereka masih terdiam didalam sana.

Bagaimana tidak, tadi Alano lupa menurunkan Devina di halte karena asik mendengarkan musik yang mengakibatkannya lupa jika ia tidak pergi sendirian ke sekolah. Devina sendiri pun ikut lupa akibat dirinya terus melamun disepanjang perjalanan.

Beginilah akhirnya mereka terjebak didalam mobil, antara ingin turun atau tidak, pasalnya keadaan sekolah sekarang sedang ramai-ramainya karena mereka tiba tepat saat semua siswa siswi berbondong-bondong datang ke sekolah.

"Ini semua gara gara lo tau gak" Alano menatap geram Devina.

"Kok salah aku, bukannya kakak yang asikan dengerin musik" elak Devina tak terima.

"Ya jelas salah lo lah, kalo lo nolak pergi sama gue kan gak gini jadinya"

Devina memayunkan bibirnya tak mau membalas lagi perkataan Alano yang membuatnya menjadi bad mood seketika, ia memilih diam saja sambil memikirkan sebuah cara agar ia bisa turun dari mobil Alano tanpa dicurigai oleh orang.

"Ga ada cara lain selain nungguin bel masuk" ucap Alano sambil mengamati di sekelilingnya yang terlihat masih banyak siswa siswi yang berkeliaran di luar mobilnya.

Bisa saja sih Alano menyuruh Devina turun sekarang juga, tapi masalahnya apa kata orang nanti jika ia ketahuan pergi kesekolah bersama seorang gadis, karena sebelumnya Alano tidak pernah dekat dengan gadis manapun, walaupun banyak gadis gadis yang ingin mendekatinya, namun Alano tidak tertarik sama sekali, kecuali gadis itu adalah Alin.

Setelah menunggu hampir 15 menit, akhirnya keadaan sekolah kini sudah mulai sepi karena bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, barulah sekarang Alano bisa bernafas dengan lega.

"Turun lo!" Ucap Alano dengan sedikit membentak yang seketika membuat Devina kaget.

Devina yang disuruh pun langsung mengangguk lalu membuka seatbelr, namun nihil seatbelr itu tidak bisa dibuka, Devina masih berusaha membuka alat pengaman mobil itu, namun nihil hasilnya juga tidak bisa.

Alano yang melihat itu pun memutar bola matanya jengah, perlahan jari jari panjangnya ikut membantu jari mungil Devina.

"Minggirin tangan lo!"

Devina menjauhkan tangannya dan membiarkan Alano membantu membukanya, keadaan keduanya kini cukup dekat, bahkan Devina sendiri bisa merasakan aroma maskulin dari tubuh lelaki yang kini sudah menjadi suaminya itu.

Bahkan kini jantungnya sudah berdetak kencang, apa ini artinya ia mulai menyukai lelaki itu.

'Gak, kamu gak boleh jatuh cinta sama lelaki jahat itu' batin Devina sambil memejamkan matanya.

"Ini aja gak bisa" kata Alano ketika sudah berhasil melepaskan seatbelr.

Devina pun langsung turun dari mobil, dan langsung berlari kecil menuju kelasnya yang berada dilantai dua.

∆∆∆

"Anak anak hari ini kalian kedatangan murid baru" kata Pak Nurdin yang kini berdiri didepan murid kelas XI IPA 1.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang