[27]•DEVANO•

7.2K 510 68
                                    

"Ayah pengen kalian pindah ke rumah Ayah!" Ujar Arvino yang kini tengah berada ruang tamu dirumahnya Siska, dengan Alano dan Devina yang duduk berdampingan dihadapan Arvino.

"Gak bisa gitu juga dong Mas, orang mereka lebih nyaman disini" elak Siska tak terima terhadap keputusan mantan suaminya itu.

"Alano dan Devina bakal tetap tinggal dirumah aku"

Arvino masih berinisiatif agar Alano dan Devina akan tinggal di mansion nya.

"Udah, udah!, cukup!"

Alano bangkit dari duduknya lalu menatap kedua orang tuanya secara bergantian. Jujur saja Alano sangat muak melihat pertikaian kedua orang tuanya itu yang dari dulu sampai sekarang masih saja bertengkar.

"Alano udah mutusin kalo Alano sama Devina bakal pindah ke apartemen"

"Gak bisa gitu Alano"

"Udah Yah, Alano udah dewasa, Alano udah punya istri, Alano bukan lagi anak kecilnya Ayah, biarin Alano tentuin jalan hidup Alano sendiri" ujar tegas Alano yang membuat Arvino mematung.

"Dan untuk Bunda, makasih udah mau nerima kita, dan aku udah mutusin setelah ini kita bakal tinggal di apartemen Alano" kata Alano lagi, sementara Devina sedari tadi gadis itu hanya menunduk saja.

Setelah mengatakan itu Alano pun langsung menggandeng tangan Devina dan membawanya ke kamar mereka.

Sesampainya di kamar, Alano langsung melepaskan gandengan tanggannnya dari Devina, lalu beralih duduk di sofa sambil memijit pelipisnya karena pusing.

"Kak Alano se-serius kita bakal pindah"

Devina memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya, karena ia sendiri pun tak yakin dengan ucapan Alano beberapa waktu yang lalu.

"Kemasin barang barang lo!" Titah Alano, lalu ia mengambil dua buah koper yang terletak di samping lemari.

"Tapi kak..."

"KEMASIN"

Devina terperanjat karena Alano membentaknya, lalu ia pun buru buru mengambil koper tersebut lalu mengisi dengan barang barangnya.

Beberapa menit kemudian mereka pun sudah selesai berkemas kemas lali turun dari tangga dan ternyata diruang tamu masih ada Arvino disana yang duduk saling diam dengan Siska.

Alano dan Devina pun menghampiri mereka untuk bersalaman secara bergantian.

"Ana, jaga diri kamu baik baik ya, jangan lupa minum susu, sama jangan stres!" Devina pun mengangguk yang setelah itu mereka pun berbepelukan sebentar.

"Alano jaga istri kamu baik baik, awas aja kalo terjadi sesuatu sama menantu Bunda dan cucu Bunda, abis Otong kamu Bunda potong terus Bunda kasih makan burung merpati".

Alano bergidik ngilu ketika Siska mengatakan itu, bagaimana bisa burung makan burung. lain halnya dengan Devina yang terkekeh kecil.

"Kita pamit"

"Assalamualaikum"

"Walaikum salam"

Jawab Siska saja, sementara Arvino sedari tadi hanya diam saja sambil memerhatikan gerak gerik Devina, karena menurutnya gadis kecil itulah yang telah mencuci otak putranya.

'Cih dasar gadis penggoda, saya tau pasti gadis itu yang sudah  mempengaruhi anak saya'.

Arvino menatap punggung Alano dan Devina yang mulai menjauh keluar dari rumah Siska dengan raut wajah tak suka.

∆∆∆

Dan sinilah mereka sekarang, disebuah apartemen yang bisa dibilang tidak terlalu besar namun masih terkesan mewah, yah cukup besar lah untuk mereka yang hanya tinggal berdua.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang