[49]•Devano

3.6K 176 16
                                        

"Sayang dasi aku dimana?" Tanya Alano yang mengobrak abrik seisi lemari demi mencari dasi sekolahnya yang hilang entah kemana.

"Coba kak Alano inget inget lagi deh, lagian salah sendiri siapa suruh pulang sekolah main lempar lempar sembarangan, ilang kan jadinya"

Devina mencoba membantu Alano dengan mencari di laci laci yang ada didalam kamar mereka, namun tetap saja hasilnya nihil dirinya tak menemukannya.

Alano mulai putus asa, lelaki itu tampak mengacak-acak rambutnya asal, ditambah lagi hari ini adalah ujian Nasional akan berlangsung.

Disisi lain Devina sempat melirik kearah saku celana Alano yang terlihat mengembung.

"Tuh didalam saku celana kak Alano apa?"

"Hah?" Alano langsung meraba saku celananya, dan yang benar saja, setelah hampir seisi apartemen mencarinya ternyata si dasi laknat itu ada didalam saku celananya sendiri.

"Hehehe" cengir Alano menampakkan deretan gigi giginya.

"Maap sayang"

Sementara Devina menghembuskan nafasnya kasar sembari mengelus pelan dadanya, untung sayang.

Setelah berkutat mencari dasi laknat yang hilang yang ternyata bersembunyi didalam saku celana, mereka berdua sekarang telah berada didepan pintu apartemen.

"Papa berangkat dulu ya dek, jagain Mama selagi Papa gak ada?" Setelah mengatakan itu Alano mengecup perut buncit Devina singkat.

"Gih berangkat! nanti telat lagi"

"Iya iya"

Setelah keberangkatan Alano beberapa menit yang lalu, kini Devina memutuskan untuk membereskan baju baju yang berserakan didalam lemari karena ulah Alano tadi.

Ting...

Suara bel apartemen membuat kegiatan Devina terhenti.

"Iya sebentar!" teriak Devina sembari mencepol asal rambutnya.

Devina mengerutkan keningnya, pasalnya dirinya tak mengenali siapa orang ini.

"Maaf kamu siapa ya?"

"Begini mbak saya orang yang nolongin ibu mbak"

Devina tak mengerti ucapan lelaki itu, menolong apa?.

"Maksudnya?"

"Ibu mbak kecelakaan dan sekarang beliau sedang berada di rumah sakit untuk perawatannya"

Tubuh Devina seketika saja melemas kala mendengar berita itu, air matanya pun turut tumpah membasahi pipinya.

"Maksud kedatangan saya kemari  hanya ingin menyampaikan pesan itu saja"

"Tolong anterin aku ke tempat ibu!"

Si lelaki itu pun mengangguk.

∆∆∆

"Ehem" Alin berdehem kala melihat Alano yang terduduk sendirian menonton basket.

Sementara Alano tak meresponnya sama sekali, dirinya hanya fokus menonton pertandingan basket daripada meladeni gadis itu.

"Gimana UN nya lancar?" Tanya Alin yang tak di respon dan itu membuat Alin kesal.

"Kamu kok cuek banget sih sama aku?"

"Padahal kita kan masih bisa temenan kaya dulu, lagian aku udah ikhlasin kamu sama Devina kok"

"Gak usah basa-basi, tujuan lo apa?"

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang