[32]•DEVANO•

7K 419 28
                                    

"Sakitnya cuman sebentar kok, lo tahan ya!"

"Ah pelan pelan kak!,ahhk sakit" Devina mendesah pelan sambil mengigit bibir bawahnya.

"Tahan ya!, ini gue juga udah pelan kok"

Devina hanya bisa pasrah menikmatinya, dengan kedua matanya terpejam sambil sesekali meringis kesakitan.

"Gimana udah enakan kan?" Devina mengangguk sambil mengamati wajah tampan suaminya itu.

"Kan gue udah bilang, sakitnya cuman bentaran doang kok" kata Alano terus memijat pergelangan kaki Devina dengan pelan namun pasti.

"Udah ni" Alano meletakkan minyak urut di atas nakas kecil yang berada disebelahnya setelah selesai dengan kegiatan memijat kaki Devina.

"Thanks ya kak" Devina perlahan menurunkan kaki kirinya dari atas pahanya Alano.

Devina mencoba menggerak gerakan pergelangan kakinya yang sekarang sudah agak baikan dan tidak terlalu sakit lagi seperti beberapa waktu yang lalu.

Yah sewaktu pulang sekolah tadi Devina tidak sengaja terpeleset ketika ia hendak membuatkan minuman untuk teman temannya, alhasil pun pergelangan kaki kirinya terkilir karena dirinya tak sengaja menginjak tumpahan minyak goreng di lantai, awalnya sih tidak berasa sakit namun beberapa saat kemudian rasa sakit itu muncul dengan sendirinya, karena tak tahan pun Devina meminta bantuan Alano untuk memijatnya.

"Usia kandungan lo udah berapa bulan?" Tanya Alano mengamati perutnya Devina yang masih terlihat masih rata saja, ya jelaslah orang Devina kurus gitu.

"Mau jalan 3 bulan kak" jawab Devina yang kini mengelus pelan perutnya.

"Gue mau nanyain sesuatu sama lo, boleh gak!" Devina mengangkat satu alisnya bingung lalu tak lama kemudian gadis itu pun mengangguk.

"Kalo lo dikasih dua pilihan antara kenal gue apa enggak, lo bakal pilih yang mana?"

Pertanyaan macam apa ini, Devina masih berusaha mencerna pertanyaan Alano barusan, maksud dari pertanyaan Alano itu apa cobak?.

"Gini ya kak, kalo aku disuruh milih kenal atau gak kenal sama kakak ya jawabannya aku lebih milih gak kenal sama kakak" Devina menghembuskan sebentar nafasnya sebentar sebelum melanjutkan kalimat berikutnya.

"Tapi mau gimana lagi, ini udah takdir kita untuk dipertemukan meskipun dengan jalan yang salah"

"Iya lo bener, mungkin kita memang udah ditakdirkan untuk bersama" lanjut Alano sambil menatap lurus kearah gedung gedung yang menjulang tinggi yang bersebrangan dengan apartemennya.

Yah mereka saat ini tengah berada di balkon apartemen, dikarenakan permintaan Devina yang ingin memilih dipijat disini ketimbang didalam apartemen yang menurutnya pengap yang padahal sudah terpasang  AC didalamnya, Alano pun memilih menuruti permintaan Istrinya itu. 'Cie Alano udah jadi suami penurut sekarang ya' Author.

"Kak Alano kenapa nanya kaya gitu?" Tanya Devina heran atas pertanyaan Alano barusan.

"Gak ada, cuman pengen nanya aja" kata Alano enteng dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.

"Lo laper gak?" Tanya Alano, Devina pun menggeleng.

"Yah kok gak laper sih, ayo laper dong" Alano menghembuskan nafasnya kasar dengan bibir yang dimayunkan ke depan persis seperti seorang bocah SD yang tidak dibelikan permen oleh ibunya.

Devina sendiri sempat terkekeh kecil melihat raut wajah Alano yang sangat menggemaskan saat ini.

"Kak Alano kalo laper makan aja!"

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang