[15]•DEVANO•

10.5K 475 27
                                        

WARNING!!!
[Typo bertebaran dimana-mana]



____________

"Asal tante tau ya, anak yang selama ini tante bangga banggain dan selalu tante manjain, dia udah perkosa anak orang sampe hamil" ucap Steffy lantang.

Siska masih berusaha mencerna ucapan Steffy barusan. Lalu beralih menatap Alano tajam seolah olah ingin meminta penjelasan kepada anaknya itu. Sungguh Siska tidak mengerti dengan semua ini.

"Gak!.. itu gak bener" bantah Alano.

Steffy tampak tertawa getir melihat Alano mengelak atas perbuatan yang jelas jelas telah ia perbuat.

"Sebenarnya apa yang udah kamu sembunyikan dari Bunda Alano?" Tanya Siska yang kini matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Alano buyar, tak tau harus menjawab apa. Jujur Alano tidak sanggup jujur kepada Bundanya pasti Bundanya sangat kecewa kepada dirinya saat ini. Pikirannya sungguh sangat kacau sekarang.

"ALANO JAWAB!" Teriak Siska.

"Gak berani ngaku kan lo, yakali mana ada maling yang mau ngaku" ucap Steffy sinis.

Alano menghela nafasnya kasar lalu alih-alih melihat ke arah Devina yang saat ini gadis itu masih terduduk sambil menangis. Mungkin sudah saatnya Alano mengakui kesalahannya.

Karena sepandai-pandainya bangkai disembunyikan pasti baunya akhirnya tercium juga.

"IYA MEMANG GUE YANG UDAH NGEHAMILIN DIA" ucap Alano lantang yang seketika membuat Siska terduduk di lantai dengan lemas.

"Nikahi dia Alano!" Kata Siska menatap lurus.

"Enggak Bun! Alano belum siap" tolak Alano.

"Terus menurut lo Devina siap gitu" cibir Steffy lagi sambil mengibas ngibaskan tangannya gerah.

Ya walaupun dirumahnya Siska ada AC nya sih, tapi entahlah Steffy masih merasa gerah.

"Kamu udah berani berbuat harus berani bertanggung jawab, dimana jiwa laki laki kamu, mending kamu pakek rok aja sana!" kata Siska.

Kini Siska sudah bangkit dari lantai lalu berjalan ke arah Devina yang masih saja menangis dalam diam.

"Bangun nak, kita pergi kerumah kamu sekarang ya!" kata Siska lembut yang kini menuntun Devina untuk bangkit.

"Gak bisa gitu juga dong Bun, waktu itu Alano lagi mabuk berat Bun, Alano khilaf Bun, waktu itu niatnya..."

Ucapan Alano terhenti, tidak mungkin juga jika ia mengatakan yang sebenarnya bahwa waktu itu ia berniat untuk tidur bersama Alin bukan dengan Devina, bisa jadi tambah masalah jika sampai ia mengatakan hal itu.

"Tapi kenyataannya ini semua udah terjadi, jadi kamu harus tanggung sendiri resikonya" kata Siska.

"Udah jangan nangis lagi sayang!" Siska berusaha menghapus air mata Devina yang masih tersisa dipipi Gadis itu dengan kedua ibu jarinya.

"Sekarang kita kerumahnya Ana!.. Steffy kamu juga ikut ya!" Steffy mengangguk sebagai jawaban.

"Alano gak ikut!" Alano bernisiati ingin kembali ke kamarnya namun buru buru di cekal oleh Steffy.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang