[34]•DEVANO•

6.8K 470 29
                                    

Sejak kejadian kemarin dimana  Devina yang berusaha dilecehkan oleh preman, kini Alano lebih bersikap lebih posesif terhadap Devina, bahkan lelaki itu rela untuk tidak mengikuti pelajarannya demi menemani Devina yang sedang berolahraga.

Banyak siswi yang memandang sinis kearah mereka, oh tidak, lebih tepatnya mereka memandang Devina dengan tatapan tak suka, entah itu iri, atau apalah itu.

"Kak Alano mendingan masuk kelas gih?, malu tau diliatin gitu" kata Devina yang mulai merasa risih dengan tatapan tatapan sinis mereka.

Alano sendiri memilih cuek saja perihal hal itu, malah sekarang dengan beraninya tangannya sekarang merangkul pundak Devina seorang menunjukkan bahwa gadis itu miliknya.

Devina sekarang ini memang sedang tidak berolahraga karena alasan sakit, tidak mungkin juga ia mengikuti pelajaran itu dalam keadaan tengah hamil seperti ini, Devina kini hanya menonton teman teman sekelasnya saja yang sedang berlatih lompat jauh di lapangan dengan keadaan matahari tengah terik teriknya.

"Capek gue keliling Korea Selatan ternyata lo nya disini, malah berduaan lagi" kata Gio yang  barusaja tiba yang membuat Alano memutar bola matanya jengah.

"Ck ngapain sih kesini, ganggu orang lagi pacaran aja" ketus Alano.

"Bwahahaha" tiba-tiba Gio tertawa lepas ketika mulai menyadari ada yang aneh dengan wajahnya Alano.

"Idung lo nape tu di plaster? Abis nabrak dinding?" Tawa Gio lagi sambil memegangi perutnya.

Alano pun mulai memegangi hidungnya yang masih terasa nyeri, kemudian beralih melihat Gio yang masih menertawakannya.

"Bangs*t lo" umpat Alano melempar botol air mineral kearah Gio yang berada digenggamannya tadi dan tepat mengenai paha lelaki tengil itu.

Devina yang melihat itu pun sempat terkekeh kecil sebelum dirinya beranjak dari tempat duduknya kemudian memutuskan untuk pergi menuju kearah teman sekelasnya yang telah usai berolahraga.

"Gara gara lo Devina jadi pergi kan" umpat Alano menatap Gio dengan tatapan tak suka.

"Cieee udah mulai bucin ni yee"

Goda Gio yang membuat Alano geram dan rasanya ingin sekali menabok Gio sekarang juga, namun ia urungkan niatnya karena mereka saat ini  sedang berada di sekolah.

"Dasar jomlo"

Setelah mengatakan itu Alano memilih langsung pergi entah kemana yang pasti tidak untuk balik ke kelasnya melainkan berjalan menuju kantin.

"Gue baru sadar, ternyata hobi lo itu pergi tanpa pamit ya Lan" pekik Gio ikut menyusul Alano.

∆∆∆

Alin mendengus sebal karena sedari tadi dirinya tidak bisa bisa memainkan gitar berwarna merah ber les hitam itu, sudah hampir satu jam lamanya dirinya berkutik dengan gitar yang bahkan cara pegangnya saja ia tak bisa. Walaupun ia menyukai musik, tetapi tidak dengan memainkan alat musik, dirinya benar benar tidak ahli dalam bidang itu.

"Pegang gitar tu gini, bukan kayak orang pegang sapu, kaku amat" kata Alano yang entah sejak kapan lelaki itu muncul lalu duduk disebelahnya Alin kemudian memulai memegang jari jari lentik Alin.

Alin yang menyadari kehadiran Alano seketika pun salah tingkah.

"Eh lo kok ada disini?" Kata Alin gemeteran, sedangkan Alano sibuk membetulkan jari jari Alin yang berada di senar gitar.

"Lo gak tau kalo gue itu ketua dari klub ini"

Oh iya, Alin sampai lupa, padahal baru saja beberapa hari yang lalu Steffy memberi tahunya.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang