[33]•DEVANO•

6.9K 458 12
                                    

Suara notif pesan seketika membuyarkan kegiatan Alano yang tengah mendorong troli dengan Devina yang berada didepannya yang tengah memilih milih bahan bahan makanan untuk stok makanan mereka hingga bulan depan.

"Ck, siapa sih?" Gumam Alano berusaha mengambil ponselnya yang berada di saku celana jeans ketat yang ia pakai saat ini.

What, ternyata nomor itu lagi yang mengirimnya pesan, tidak, bukan pesan, melainkan nomor yang tidak dikenal itu mengirimkannya sebuah foto, Alano berdecak kesal kemudian langsung membukanya untuk melihat foto apa lagi yang akan dikirim nomor tidak dikenal itu.

Mata Alano seketika membulat sempurna, dengan mulutnya menganga lebar, bagaimana tidak menganga lebar, di foto itu terdapat jelas dirinya dan Devina yang dimana dirinya sedang mendorong troli dan Devina yang memilih milih bahan makanan.

Ternyata pemilik nomor tidak dikenal itu sekarang tengah berada disekitar sini, Alano pun mulai melihat di sekelilingnya yang dimana disana hanya ada beberapa ibu ibu yang berbelanja dan bapak bapak yang mungkin sedang menemani istrinya untuk berbelanja.

Tidak mungkin juga kan ibu ibu atau bapak bapak yang berada disini yang berani melakukan hal seperti itu, rasanya saja sangat tidak mungkin. Lalu siapa juga, disekitar sini tidak ada orang yang terlihat mencurigakan, semuanya sedang asyik memilih bahan yang akan mereka beli.

Namun dengan tanpa sengaja, matanya menangkap sosok seorang lelaki yang terlihat misterius yang memakai jaket kulit hitam dan topi hitam bertulisan Fuck yang kini berdiri di ujung dekat dengan pintu masuk sambil memegang ponselnya.

Alano jadi yakin bahwa orang itulah yang selama ini yang telah menerornya dengan mengirim pesan atau foto.

"Lo tunggu sini bentar ya! Jangan kemana-mana selagi gue belom balik!" Kata Alano yang melenggang pergi begitu saja.

Devina menatap punggung Alano dengan raut wajah bingung, akhirnya gadis itu memilih cuek saja, lalu melanjutkan acara memilih buah buahannya, mungkin saja lelaki itu ingin ke toilet, pikirnya.

Alano menghampiri lelaki itu dengan hati hati namun pasti agar sosok misterius itu tidak curiga atau kabur. Saat ini jarak dirinya dengan orang itu hanya terlampau 5 meter.

Baru saja kakinya hendak ingin berjalan menuju kearah si lelaki misterius itu, ternyata lelaki berjaket kulit hitam itu telah menyadari kehadiran Alano, lelaki itu pun kemudian langsung cepat cepat berlari ke luar Supermarket sambil berusaha menutupi wajahnya dengan topi hitamnya.

"Woy mau kabur kemana lo?"

Alano berusaha mengejar lelaki itu yang berlari keluar dari Supermarket, sementara lelaki misterius itu masih berusaha untuk berlari untuk menghindari kejaran Alano.

"Mau main lari larian sama gue ya, dia kagak tau apa gue juara 1 dari lomba lari" kata Alano sembari berlari mengejar lelaki itu dengan senyuman devilnya.

Dan HAP, sekarang Alano telah berhasil menangkap orang itu dengan menarik jaketnya dari arah belakang, dan akhirnya sosok yang selama ini yang mengirimnya pesan telah tertangkap basah ditangannya.

Alano membalikkan badan lelaki itu agar berhadapan langsung dengannya, kemudian langsung  membukakan masker lelaki itu dengan tidak sabaran.

Alano tersentak seusai membukakan masker lelaki itu, ia menggeleng tak percaya bahwa sosok yang selama ini yang menerornya adalah salah satu anak buah dari Ayahnya sendiri.

"Bang Reza!" Kata Alano menatap tak percaya.

"Ampun den, jangan pukul saya!" Kata bang Reza sambil menunduk takut.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang