Hari ini adalah hari yang sangat membosankan bagi Devina, bagaimana tidak, dari pagi sampai siang begini ia hanya rebahan diatas kursi renang. Yah Devina sekarang sedang berada di tepian kolam renang sambil membaca sebuah novel ditangannya.
Perlahan Devina bangkit dari kursi renang tersebut lalu melanjutkan dengan duduk ditepian kolam renang dengan menyelupkan kedua kakinya kedalam kolam renang tersebut.
Jujur saja Devina sangat bosan sekarang, ia butuh hiburan, membaca novel saja tidak cukup untuk menghilangkan rasa bosannya, ia membutuhkan sesuatu untuk melampiaskan rasa bosan itu.
Setelah beberapa menit terduduk diam ditepian kolam, akhirnya sekarang Devina melangkahkan kakinya menuju kolam ikan yang memang letaknya bersebelahan dengan kolam renang.
"Hy ikan" sapa Devina kepada ikan ikan yang diketahui itu adalah ikan mas.
Devina melirik ke samping kolam ikan tersebut, kemudian tangan mungil itu meraih umpan yang lalu ia berikan kepada ikan ikan yang terlihat sedang kelaparan, terlihat jelas ketika Devina melemparkan umpan tersebut ikan ikan itu langsung berebutan untuk memakannya.
"Bosan banget, Bunda sama Bi Yani kapan pulangnya ya?" Devina menghembuskan nafasnya kasar sambil terus menatap ikan ikan mas itu.
Keadaan rumah saat ini memang sepi, disana hanya ada dirinya bersama Alano dan bersama Mang Juki selaku satpam dirumah besarnya Siska, itupun Mang Juki bertugas di luar rumah jadi saat ini Devina dan Alano lah yang berada didalam rumah.
Siska dan Bi Yani mereka pergi pasar tadi pagi dan sampai sekarang pun mereka berdua belum pulang juga, sedangkan Bi Wati, beliau izin pulang kampung karena anaknya sedang sakit.
Devina merasa mertuanya itu sengaja meninggalkan mereka berdua saja dirumah, nyatanya tadi Devina sempat meminta ikut, namun Siska tidak memperbolehkannya karena sebuah alasan yang tidak masuk akal.
Jelas saja tidak masuk akal, Siska berkata bahwa Devina tidak boleh ke pasar karena takut calon cucunya nanti akan bau ikan. Ah mertuanya itu ada ada saja.
Sementara Alano, lelaki itu sedari tadi masih asik dengan PS didalam kamarnya, bahkan pintu kamarnya pun dikunci.
Akhirnya setelah lebih kurang 2 jam bermain PS, akhirnya rasa bosan mulai menyerangnya, Alano pun membanting Stik PS nya kemudian berjalan menuju ke arah pintu lalu lelaki itu keluar dari kamar tanpa mematikan permainan PS nya yang masih menyala.
Sekarang Alano sedang berada di dapur karena merasa ia membutuhkan sesuatu yang bisa untuk dimakan.
Lelaki yang sedang mengenakan celana pendek bermotif kotak-kotak dan kaos putih polos itu perlahan membuka kulkas, berniat ingin mengambil beberapa cemilan untuk dimakannya.
Setelah merasa cukup dengan beberapa cemilan ditangan kirinya, kini Alano berniat ingin kembali ke kamarnya.
Namun saat akan menaiki tangga, samar samar Alano melihat Devina yang berada disekitaran kolam renang dibalik jendela gorden yang terlihat gadis itu sedang berbicara, namun aneh dirumah ini tidak ada orang lain selain mereka berdua, lalu Devina berbicara dengan siapa.
Alano pun meletakkan beberapa cemilan yang diambilnya barusan di kulkas lalu diletakkannya diatas meja, lalu kaki panjangnya melangkah menuju kolam renang, ia penasaran Devina sedang berbicara dengan siapa.
"Makan yang banyak ya biar gemuk, jangan kayak aku kurus karena malas makan"
Devina melemparkan umpan kepada ikan ikan sambil sesekali tertawa kecil menatap ikan ikan itu.
"Dasar cewek stres, sama ikan aja diajak ngomong" Alano terkekeh melihat ke arah Devina sambil bersandar di pintu kaca yang terhubung ke kolam renang.
Lalu lelaki itu pun berjalan menuju Devina yang masih saja berbicara dengan hewan yang bernafas dengan insang itu.
"Emang dia ngerti apa yang lo ngomong"
Devina tersentak, kemudian menoleh kearah samping kirinya dan mendapati Alano yang berdiri disana sambil bersedekap dada dengan melihat kearahnya.
Devina tidak menjawabnya, ia kembali memberikan umpan ikan ikan itu tapi tidak mengajak ikan ikan itu berbicara lagi.
"Lo bisa main PS?" Alano berinisiatif mengajak Devina bermain PS untuk dijadikan lawannya, karena bermain sendiri sungguh sangat tidak menyenangkan.
Devina mendongakkan kepalanya menatap Alano sambil mengurutkan dahinya.
"PS?.. PS itu apa?"
Alano mengembuskan nafasnya kasar, gadis yang berada dihadapannya sekarang benar benar sangat jadul, PS saja tidak tau.
"Main game" kata Alano.
Devina sempat berpikir sejenak kemudian kembali menatap Alano.
"Oh permainan yang pakek remot remot itu ya?" Alano pun mengangguk pelan.
"Ayo aku mau main game, lagian aku juga bosan!"
Mata Devina berbinar menatap Alano, mungkin dengan bermain game bersama lelaki itu tidak terlalu buruk, dan itu mungkin bisa sedikit menghilangkan rasa bosannya.
∆∆∆
Sekarang mereka berdua sudah berada didalam kamar Alano, lebih tepatnya kamar mereka berdua, karena kamar ini juga sudah menjadi milik Devina sekarang.
"Ini cara makenya gimana?"
Devina mengambil satu stik PS lalu menekan nekan asal tombolnya.
"Kalo cara makenya aja lo ga bisa gimana mainnya"
"Tapi serius, aku gak bisa"
Devina menaruh kembali Stik PS yang sempat ia pegang tadi, lalu memilih untuk duduk diam saja sambil memerhatikan layar PS didepannya yang tertera robot berbentuk semacam Ultraman.
"Ah lo gak asik banget" Alano menatap Devina dengan wajah cemberut.
Pasalnya gadis itu sangat oon sekali, bermain PS saja tidak saja, apa lagi bermain dengannya di ranjang, ah Alano sampai berpikiran sampai kesitu.
Devina masih diam, karena jujur ia tidak bisa memainkan permainan itu, itu saja baru pertama kalinya ia memegang benda bernama PS itu.
"Yaudah kalo lo gak bisa main yang itu, sekarang lo harus main sama gue diatas ranjang" Alano berkata sambil mengangkat satu alisnya.
"Maksudnya kakak kita main pukul pukulan guling gitu, gak, aku gak mau itu kayak anak kecil" tolak Devina, yang padahal yang dimaksud Alano itu adalah permainan orang dewasa bukan permainan anak kecil.
Alano sudah benar benar geram dengan Devina, gadis itu pura pura oon atau sok polos sih, ingin sekali rasanya Alano melempar gadis itu ke kolam renang sekarang juga.
"Au ah lupain, gue laper mau makan"
Alano berjalan melewati Devina begitu saja dan lelaki itu pun keluar dari kamar meninggalkan Devina sendirian.
Alano baru saja menuruni anak tangga dengan nafas yang memburu, perlahan tangan kanannya memegang dada kirinya yang didalamnya berdetak tak karuan.
"Gue kenapa bilang gitu ke dia sih, untung aja dia gak ngerti"
Alano mengusap wajahnya gusar, sejujurnya ia tidak bermaksud mengajak Devina untuk melakukan hal itu, ia hanya ingin menggoda Devina sedikit karena ingin mengetahui bagaimana reaksi gadis itu.
Lanjut gak???...
~TBC~
•Jangan lupa VotMen sama follow Oke!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [ON GOING]
Storie d'amore[16+ sad romance content] Judul sebelumnya YOUNG MAMA. Tentang DEVINA ANGRAISY yang harus menanggung beban hidupnya dengan mengandung di usia 17 tahun karna sebuah kesalahan yang diperbuat oleh ALANO MACRSKY MINAJ, kakak kelas brengsek yang sialnya...
![Our Destiny [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/248126398-64-k188135.jpg)