[47]•DEVANO•

5.7K 344 65
                                    

Heyyo I'am come back gaes, sorry baru nongol sekarang karena author sibuk mondok😁.

•••

Devina sekarang tengah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua, yah disana wanita hamil itu tengah membuat nasi goreng dan hanya menggoreng ayam saja untuk sarapan mereka pagi ini.

Aroma harum masakannya menyeruak di hidung Devina, ia jadi tidak sabar untuk memakan nasi goreng buatannya itu, tangan yang kini tidak lagi kurus itu perlahan menuangkan nasi goreng kesebuah piring besar, kemudian membawanya ke meja makan yang disana juga sudah ada ayam goreng yang telah ia goreng tadi.

Devina sedang menuangkan nasi goreng ke piringnya, tiba tiba ia merasa sesuatu yang meraba perutnya dari arah belakang dengan sedikit mengelusnya, dengan refleks pun Devina membalikkan tubuhnya dan menampar orang yang telah berani menyentuhnya itu.

Plak__

Alano memegangi pipinya yang perih karena baru saja ditampar oleh Devina.

"Kok lo nampar gue sih?" Tanya Alano masih dengan memegangi pipinya yang sepertinya juga memerah.

"Jangan sentuh aku!"

"Kenapa? Lo kan istri gue, masa ga boleh"

"Karena aku benci sama kakak" teriak Devina tepat di depan mukanya Alano.

"Apa karena Alin?"

Devina tak menjawabnya, sejujurnya hatinya masih sangat sakit ketika mengingat bahwa Alano dan Alin berselingkuh secara diam diam dibelakangnya. Jika bukan karena perintah ibunya, Devina mungkin tidak akan pernah kembali ke apartemen ini.

"Dengerin penjelasan gue dulu Dev!"

Kini Alano mulai mendekati Devina.

"Gue akuin kalo gue itu brengsek, dan gue udah berani nyakitin cewek sebaik lo, tapi sakarang gue udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama Alin"

Alano mencoba meraih tangan Devina, namun Devina langsung menepis tangan Alano.

"Please percaya sama gue!"

"Gak segampang itu aku percaya kak, hati aku masih terlalu sakit untuk bisa percaya lagi" lirih Devina kini mulai mengeluarkan bulir-bulir air mata.

Alano tak tahan lagi untuk tidak memeluk Devina sekarang, apalagi melihat Devina yang menangis karena dirinya, Alano pun langsung memeluk tubuh Devina dengan sangat erat, bahkan Devina sendiri dapat mendengarkan suara detak jantung milik Alano.

"Jangan nangis Sayang!"

Apa tadi 'Sayang' Alano memanggil Devina dengan sebutan 'Sayang' rasanya sungguh sangat aneh ketika didengar.

"Gue mau kita mulai semuanya lagi dari awal, gue janji bakal jadi suami dan Papa yang baik buat keluarga kecil kita"

Devina reflek melepaskan pelukannya lalu beralih menatap Alano tajam, dan membuang mukanya asal.

"Bulshit"

Itulah satu kata yang keluar dari bibir Devina, rasanya ia sudah mati rasa dengan kata kata manis yang keluar dari bibir Alano.

"Denger nak apa kamu percaya sama ucapan Papa kamu, kalo mama sih gak percaya"

Devina berbicara dengan perutnya yang membuncit seolah-olah dirinya sedang mengajak berbicara anaknya.

Alano geram sambil memejamkan matanya, apa yang harus ia lakukan agar istrinya itu bisa benar-benar percaya kepada dirinya. Padahal dirinya sudah benar benar ingin berubah tetapi mengapa respon Devina seperti itu.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang