[44]•DEVANO•

7.5K 596 125
                                        

🎶Hivi // Pelangi🎶

Tetaplah engkau disini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hati ku
Jadi tempat persinggahan mu untuk cinta sesaat

•••

Kamar yang tadinya sangat rapi kini seketika berubah menjadi kapal pecah dengan barang barang yang berserakan dimana-mana, Alano membanting apa saja yang ada disana, tak peduli barang yang dibanting itu barang murah atau mahal, semuanya ia banting tanpa tersisa, kecuali satu, yaitu sebuah foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding kamar.

Lelaki yang saat ini masih mengenakan seragam sekolah itu kini terduduk merisut dilantai sambil memegangi foto tersebut yang dimana didalam foto itu dirinya terlihat tersenyum terpaksa dengan Devina yang menggandeng tangannya kaku.

"Devina maafin gue! Gue terlalu brengsek buat jadi suami lo"

Alano menghapus sisa air matanya dengan kasar, kemudian berjalan menuju pakaian kotor Devina yang berada di keranjang khusus pakaian kotor, tak perduli dengan keadaan kakinya yang telah berdarah karena terkena pecahan kaca.

Tangan besarnya kini mengambil salah satu dari pakaian kotor itu. Alano mengambil baju daster yang dipakai Devina kemarin malam kemudian menghirup aromanya dalam dalam, wangi itu seolah-olah dirinya tengah mencium Devina sekarang.

"Gue ga boleh jadi pengecut kaya gini! Gue harus cari Devina sekarang!"

Tak peduli mau ujan maupun tidak, bahkan angin badai sekalipun akan ia terobosi bila perlu, Alano masa bodo dengan semua itu, sekarang bahkan lelaki itu rela kehujanan demi untuk mencari Devina, tujuannya sekarang adalah rumah Riri, filingnya berkata bahwa Devina pasti saat ini sedang berada di rumah ibunya.

Tak butuh waktu lama untuk Alano bisa sampai disana, kini Alano sudah berada di depan pintu rumah sederhana itu dengan keadaan seragamnya yang telah basah kuyup yang berhasil mencetak jelas lekuk tubuh atletisnya.

Tok tok tok__

Lima menit lamanya Alano mengetuk, akhirnya pintu rumah tersebut kini terbuka juga, dan yang membukanya adalah seorang gadis kecil yakni Ayu adik Devina. Gadis kecil itu tampak melihat penampilan Alano dari atas sampai bawah.

"Kak Alano kenapa basah kuyup gini?"

"Nanti kakak bisa sakit lho"

"Gak usah mikirin kakak! Sekarang kak Devina nya ada gak?" Tanya Alano sembari melihat lihat kedalam rumah, yang sepertinya sepi.

"Eum kak Devina nya gak ada" jawab Ayu kikkuk.

"Jangan bohong! Devina pasti ada di dalem kan?"

"Gak ada kak, kak Devina beneran gak ada disini" kata Ayu lagi yang membuat Alano meremas kasar rambutnya.

"Kak Alano mendingan pulang aja! Ujan nya udah mau berenti juga"

Alano menatap heran dengan tingkah Ayu yang kelihatan tengah menyembunyikan sesuatu darinya, bahkan dirinya yang sudah basah kuyup seperti ini tidak diperkenankan masuk kedalam, tapi jika dilihat keadaan rumah yang terlihat sepi tak mungkin juga ada tanda tanda keberadaan Devina didalam.

Alano mengusap wajahnya gusar, kemudian berjalan menuju kearah dimana motornya terparkir di luar pagar rumah itu.

Dan sementara dibalik jendela ternyata sedari tadi ada sepasang mata yang tengah memerhatikan Alano sejak lelaki itu datang, mata itu sedari tadi terus saja mengeluarkan air matanya yang tak ada henti-hentinya sedari tadi.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang