"Jadi lo tinggal dirumahnya Alano?" Teriak Steffy yang seketika Devina langsung membekap mulut gadis itu dengan tangan kanannya.
Ssttt__
Devina takut jika ada orang yang mendengarnya, mengingat mereka saat ini sedang berada diparkiran sekolah, walaupun sepi karena sebagian siswa siswi sudah pulang, namun tetap saja harus tetap waspada ketika sewaktu waktu ada seseorang yang berada di sekitar situ.
"Gak usah teriak teriak juga kali Stef!" Ucap Devina yang kini sudah melepaskan tangannya dari mulut Steffy.
"Sumpah_ demi apa sampe lo bisa tinggal di rumah si brengsek itu?" Tanya Steffy lagi yang kini bersedekap dada menunggu jawaban dari Devina.
Devina tampak melihat disekelilingnya mengamati apakah ada orang disekitar sini.
"Jadi waktu itu aku mampir disebuah gubuk deket pasar, eh kebetulan ada seorang ibu ibu yang samperin aku terus ngasih aku uang tapi aku tolak uangnya" Steffy mengangguk mendengarkan curhatan Devina.
"Terus terus?" Tanyanya lagi.
"Nah terus ibu itu tanya kenapa aku bawa bawa tas besar, dan aku jawab kalo aku tu diusir" Devina mencoba mengingat kembali atas kejadian kemarin yang mempertemukannya dengan Siska Bundanya Alano.
"Awalnya aku gak tau ibu itu siapa, waktu sampe rumahnya dia panggil anaknya eh ternyata anaknya Alano" Devina menghembuskan nafasnya kasar ketika selesai menceritakan kejadian singkat yang dialaminya kemarin.
"Jadi ibu ibu yang nolongin lo itu Tante Siska?" Devina mengangguk lesu.
Steffy memang sudah mengenali keluarga Alano sejak lama, karena dulu Steffy dan Alano ketika masih kecil mereka sering bermain bersama, karena dulu Alano sering bermain di rumahnya Gara yang kebetulan juga rumahnya Steffy bertetanggaan dengan Gara hanya berjarak 10 langkah saja.
"Terus sekarang gimana? Lo mau balik ke rumah?" Tanya Steffy menatap Devina.
"Tapi aku takut Stef" kata Devina yang kini menggigit bibir bawahnya.
"Udah tenang aja! Ibu lo kemaren cuma kebawa emosi aja kok, lagian kemaren ibu lo sampe nangis gitu waktu nanyain lo ke gue, tandanya dia khawatir dong sama lo"
Steffy melihat kearah Devina yang kini masih menggigit bibir bawahnya sambil meremas ujung rok yang sedang ia pakai saat ini.
"Udah jangan takut!..nanti kita jelasin sama sama" Steffy memegang bahu Devina, mencoba untuk menguatkan sahabatnya itu.
Devina menatap Steffy sebentar, kemudian gadis itupun mengangguk.
"Tapi aku harus balik ke rumahnya Alano dulu buat ambil baju baju aku disana"
"Tapi lo bener gak mau kasih tau tentang kehamilan lo sama Alano?" Tanya Steffy yang tiba-tiba saja Devina langsung mengangkat jari telunjuknya lalu meletakkan di bibirnya.
Sttttt_
"Pelan pelan dong ngomongnya, nanti kalo ada yang denger gimana?" Ucap Devina panik yang kemudian menghela sebentar nafasnya.
"Yaudah mending kita ngobrolnya didalem mobil gue aja!" ajak Steffy yang diangguki oleh Devina.
"Gimana?" Tanya Steffy yang saat ini mereka sudah berada didalam mobil Steffy.
"Alano sebenarnya udah tau tentang kehamilan aku"
"Kok dia bisa tau sih?" Devina menggeleng.
"Terus reaksi dia gimana?" Tanya Steffy penasaran.
"Dia bilang dia gak mau tanggung jawab Stef" jawab Devina yang kini telah meneteskan air matanya.
"APAAA! dia bilang gitu!" Pekik Steffy dengan nada sedikit berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [ON GOING]
Romantizm[16+ sad romance content] Judul sebelumnya YOUNG MAMA. Tentang DEVINA ANGRAISY yang harus menanggung beban hidupnya dengan mengandung di usia 17 tahun karna sebuah kesalahan yang diperbuat oleh ALANO MACRSKY MINAJ, kakak kelas brengsek yang sialnya...