Nyatanya hanya aku saja yang terlalu berharap lebih, dan sepertinya kamu sama sekali tidak.
•••
Panas, pengap, sempit, di tambah lagi dengan suara berisik nyamuk yang siap untuk menggigit kulitnya, lengkap sudah penderitaan Alano malam ini.
Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi lelaki itu masih tak kunjung bisa tidur juga, Alano melirik Devina yang berada disebelahnya yang dimana saat ini gadis itu sudah tertidur pulas dengan keadaan memunggunginya.
Alano sendiri merasa heran dengan Devina, bagaimana bisa ia tidur dengan begitu pulas seperti itu sedangkan dirinya mati matian untuk memejamkan matanya namun tetap nihil, Alano juga tidak bisa tidur.
"Ayo dong cepet pagi, gue udah gak tahan ni" kata Alano sambil menepuk nyamuk yang berusaha ingin mengigitnya.
Alano akhirnya menyerah, ia benar-benar tidak tahan lagi, ia pun bangkit dari tidurnya memilih untuk duduk di tepi ranjang. Jujur, jika ia diberi sebuah pilihan antara tidur di kamar Gio yang banyak ilernya dan di kamar Devina yang rapi, Alano lebih memilih untuk tidur di kamar Gio, dirinya rela menahan bau iler Gio dari pada di grogoti oleh pasukan nyamuk dan panas seperti sekarang ini.
∆∆∆
Devina mengerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang menembus di celah gorden yang mengarah ke wajahnya.
Satu tangan mungilnya terangkat untuk mengucek matanya dan yang satunya lagi ia gunakan untuk menutup mulutnya di kala ia menguap.
Devina melirik ke sebelahnya yang dimana disitu terdapat Alano yang sedang duduk dengan melipat kedua kakinya, oh dan jangan lupakan kedua mata lelaki itu yang bak seperti mata panda, bagaimana tidak seperti mata panda, semalaman lelaki itu tidak tidur dan memilih duduk di tepi ranjang hingga pagi tiba.
"Kak Alano udah bangun?" Devina menatap Alano dengan heran, pasalnya pandangan lelaki itu hanya lurus ke depan.
Alano mengalihkan pandangan ke arah Devina.
"Ayo pulang! mata gue rasanya udah mati rasa"
"Iya nanti kak, lagian kita juga harus sekolah"
Devina berusaha turun dari ranjangnya dan melipat selimutnya.
"Lo lupa kalo hari ini hari Minggu"
"Oh iya" Devina menepuk jidatnya, bisa bisanya dirinya tidak tau bahwa hari ini adalah hari Minggu.
"Tapi aku masih pengen disini"
"Ayolah Dev, lo gak tau apa? Gue semaleman gak bisa tidur dan gue pengen tidur"
"Jadi, ayo pulang!" Alano merengek minta pulang, alhasil Devina pun merasa kasian terhadap lelaki itu, lelaki itu pasti tidak terbiasa tidur di tempat seperti ini.
"Tapi abis kita mandi, terus sarapan baru kita pulang ya!"
"Ah ngapain pakek mandi sih, entar aja disana"
"Ih kan bau, kak Alano juga dari kemaren sore gak mandi mandi, emang gak lengket apa?"
"Udah nanti aja disana, sekarang ayo pulang!"
Dari cara Alano meminta pulang persis seperti bocah yang ngebet minta pulang waktu diajakin emaknya ke kondangan.
Akhirnya Devina pun mengangguk, mau tak mau dirinya harus menuruti keinginan bocah besar itu yang merengek minta pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [ON GOING]
Romance[16+ sad romance content] Judul sebelumnya YOUNG MAMA. Tentang DEVINA ANGRAISY yang harus menanggung beban hidupnya dengan mengandung di usia 17 tahun karna sebuah kesalahan yang diperbuat oleh ALANO MACRSKY MINAJ, kakak kelas brengsek yang sialnya...
![Our Destiny [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/248126398-64-k188135.jpg)