[13]•DEVANO•

10.2K 462 6
                                    

Hari ini Devina bersekolah seperti biasa, yang berbeda adalah hari ini ia tidak naik angkot seperti biasa ia tumpangi, melainkan tadi pagi Devina berangkat bersama Alano bersama motor sport andalan lelaki itu.

Awalnya mereka berdua sama sama menolak untuk berangkat bersama terlebih lagi bagi Alano, lelaki itu berisi keras menolak untuk berangkat bersama gadis itu.

Namun Bundanya mengancamnya akan menjual gitar kesayangan Alano ke rongsokan bekas. Mau tak mau pun Alano akhirnya pasrah untuk berangkat bersama Devina, dari pada gitar kesayanganya dijual, dijual ke rongsokan pula lagi.

Karena menurutnya gitar itu sangat bersejarah baginya ketika orang tuanya berpisah dulu, gitar itulah yang selalu setia menghiburnya mana mungkin Alano merelakan gitar itu untuk dijual begitu saja.

Untung saja tadi Devina diturunkan disebuah halte yang sedikit jauh dari perkarangan sekolah, jika sampai ketauan oleh warga sekolah jika mereka berangkat bersama, bisa bisa Devina bakal dibully habis habisan oleh fansnya Alano.

Sekarang Devina sudah sampai didepan kelasnya dan tinggal 2 langkah lagi ia akan masuk kedalam kelas.

Devina mendaratkan bokongnya ke sebuah kursi sambil mengeluarkan sebuah novel dari ransel pink nya.

Baru saja Devina hendak ingin membaca novelnya, tiba-tiba saja Devina dikejutkan oleh kedatangan Steffy yang tiba-tiba saja menggubrak meja Devina, sehingga membuat gadis itu mengelus dadanya pelan akibat terkejut.

"Ya ampun Dev!_lo kemana aja?..lo tau gak? mak lo kemaren nelpon gue terus nanyain keberadaan lo" ucap Steffy menatap Devina yang setelah itu ia langsung duduk disebuah kursi tepat didepannya Devina.

Devina tampak menggaruk tengkuknya lalu ia menutup novel yang baru saja ia buka dan menaruhnya di kolong meja.

"Em itu-"

"Apa sih Dev?" Tanya Steffy lagi yang tentu saja membuat Devina bingung harus berkata yang sebenarnya atau tidak.

"Aku diusir" cicit Devina yang kini menundukkan kepalanya.

Steffy membulatkan matanya tersentak yang setelah itu ia langsung menggenggam tangan Devina yang berada diatas meja lalu mengelusnya pelan.

"Tatap gue Dev!" Kata Steffy yang kini matanya sudah berkaca-kaca.

"Kita bakal lewatin ini sama sama ya?" Devina menatap sahabatnya itu dengan sendu kemudian ia tersenyum.

"Makasih udah mau jadi sahabat terbaik aku" Steffy tersenyum kearah Devina.

Devina sangat bersyukur bisa mempunyai seorang sahabat seperti Steffy, mungkin jika dirinya tidak dipertemukan dengan Steffy mungkin hari harinya akan dihabiskan dengan membaca buku di perpustakaan dan  akan menjadi gadis kutu buku yang tidak mempunyai teman seperti di cerita novel yang sering ia baca.

Dan untunglah keadaan kelas saat ini sedang sepi hanya ada mereka dan 2 orang murid perempuan yang sepertinya mereka juga sedang sibuk menulis entah apa itu, jadi tak ada yang memperdulikan pembicaraan mereka barusan.

∆∆∆

Jam sudah menunjukkan pukul 06:55, pertanda pelajaran akan dimulai 5 menit lagi. Namun sepertinya Alano masih betah berada diatas rooftop, buktinya lelaki itu saat ini memilih berbaring disebuah meja bekas sambil matanya memandang kearah langit yang tampak sudah cerah akibat sinar matahari.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang