[9]•DEVANO•

10K 501 16
                                    

"Jawab dev!"

Gara berusaha mengatur nafasnya sambil menatap tajam Devina.

"Devina hamil! puas lo kak"

Namun bukannya Devina yang menjawabnya, melainkan Steffy yang menjawabnya.

Bagaikan tersengat listrik, begitulah yang dirasakan oleh Gara saat ini. Ia sedang tidak bermimpi bukan.

Gara menggeleng kepalanya tak percaya atas ucapan Steffy barusan.

"Itu gak bener kan Dev?" Gara beralih menatap Devina, lalu Devina pun mengangguk pertanda bahwa yang dikatakan Steffy itu benar adanya.

"Dan yang udah buat Devina kek gini itu, Alano sahabat lo kak!" ucap Steffy lagi dengan penuh penekaan.

Gara masih tak percaya apa yang telah dialami Devina sekarang, terlebih lagi penyebab semua itu adalah Alano, tak lain adalah sahabatnya sendiri. Gara saat ini hanya bisa termenung menatap lurus ke depan dengan keadaan kedua tangannya menggepal keras, ya Gara sedang menahan emosinya yang seakan ingin meledak saat ini, mana bisa ia diam saja mengetahui gadis yang ia cintai telah dihancurkan masa depannya oleh sahabatnya sendiri.

Gara pun menatap Devina lalu ia berjalan ke arah Devina yang tampak sedang menahan tangisnya, lalu ia lanjut memegang kedua tangan mungil itu lalu menggenggamnya erat.

"Dev kalo misalnya si brengsek itu ga mau tanggung jawab sama lo.." Gara menghela sebentar nafasnya " Gue siap buat jadi ayah dari anak lo" Gara berucap sambil menatap kedua bola mata Devina.

Deg__

Devina dan Steffy tersentak atas ucapan Gara barusan, bagaimana bisa Gara bertanggung jawab atas perbuatan yang jelas jelas bukan ulahnya.

Steffy yang melihat itu memilih untuk membuang mukanya asal, jujur hatinya sakit ketika Gara mengatakan itu kepada Devina, walaupun ia sudah mengetahui bahwa lelaki itu sangat menyukai Devina, tapi apa boleh buat Steffy juga sudah terlanjur jatuh cinta kepada lelaki itu meskipun ia tau bahwa sampai kapan pun perasaannya itu tidak pernah akan terbalas.

Devina sempat melirik Steffy yang berada disebelahnya lalu kembali menatap Gara, Devina menarik perlahan tangannya dari genggaman Gara, ia merasa tak enak terhadap Steffy.

"Tapi maaf kak, gak seharusnya kakak tanggung jawab! yang jelas jelas ini bukan kesalahan kakak"

Sttttt__

"Gue bakal lakuin apapun demi lo, karena gue cinta sama lo, gue udah lama suka sama lo dari pertama gue liat lo, dan perasaan ini semakin hari semakin tumbuh! gue gak peduli gimana keadaan lo sekarang, yang jelas gue udah jatuh cinta sama lo Devina Angraisy" ujar Gara dengan penuh perasaan.

Seperti di iris iris oleh ribuan pisau, begitulah yang dirasakan oleh Steffy sekarang. Bagaimana bisa ia menyaksikan lelaki yang ia sukai sedang mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain, terlebih lagi orang itu adalah sahabatnya sendiri, namun ia berusaha untuk terlihat baik baik saja.

Devina sekarang bingung harus berbicara apa, ia hanya mampu menundukkan kepalanya, sampai tiba-tiba datanglah ibu Eka yang diikuti oleh seorang dokter perempuan dibelakangnya.

"Ini dok, tolong di periksa ya!" titah Bu Eka kepada dokter perempuan tersebut.

Devina menelan ludahnya kasar dengan keadaan kedua tangannya meremas ujung roknya. Gara yang menyadari raut kekhawatiran di wajah Devina pun akhirnya mencari suatu cara.

"Gini buk, Devina tuh gak perlu di periksa buk ini aja dia udah sembuh, lagian dia cuman masuk angin doang kok, iya kan Dev" Gara menatap Devina lalu mengedipkan sebelah matanya.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang