[20]•DEVANO•

9.8K 437 20
                                        

Huaaa... walaupun kalian pelit vote sama follow, yaudah gapapa deh karena itu hak kalian.



Hari ini adalah hari dimana berlangsungnya pernikahan Devina dan Alano yang diadakan dirumahnya Siska sendiri yang hanya dihadiri oleh beberapa kerabat terdekat saja. Tidak ada acara resepsi yang mewah, hanya prosesi akad nikah saja.

"Bagaimana para saksi"

"SAH"

"Alhamdulillah"

Baru saja Alano dan Devina menyelesaikan akad nikah mereka, kini keduanya tengah memasangkan cincin ke jari manis masing-masing.

"Alano cium kening Ana!" Suruh Siska yang melihat putranya hanya diam saja setelah acara pasang cincin.

Alano menelan ludahnya kasar, kemudian lelaki yang sudah berstatus sebagai suami itu melirik kearah Devina yang kini duduk disebelah kirinya.

Sementara Devina, gadis itu sedari tadi hanya menunduk, bahkan Devina tidak mempunyai keberanian sedikit pun untuk sekedar menatap lelaki yang kini sudah menjadi suaminya itu.

Kini Alano memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Devina yang disitu terlihat Devina masih saja menunduk.

"Devina jangan nunduk!" Kata Riri yang saat ini ia duduk tepat dibelakangnya Devina.

Devina pun sedikit mendongakkan kepalanya lalu beralih menghadap Alano. Dengan perlahan pun Alano kini memejamkan kedua matanya hingga beberapa detik kemudian bibirnya kini menempel sempurna di keningnya Devina.

Alano dapat merasakan nafas Devina yang memburu menerpa kulit lehernya, rasanya geli sekali, beberapa detik kemudian pun akhirnya Alano melepaskan ciumannya dari kening Devina dan kembali duduk seperti semula.

Harus Alano akui Devina hari ini terlihat jauh lebih cantik, entah mengapa tiba-tiba kini jantungnya berdetak kencang setelah ia mencium Devina barusan.

Padahal baru kening yang diciumnya apa lagi kalau bibir. Seketika Alano kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ketika mereka berdua tak sengaja berciuman di lapangan, ah Alano bisa gila untuk memikirkannya.

'Kenapa gue malah mikirin itu, ingat Alano lo nikahin dia karena terpaksa dan cinta sejati lo itu Alin, bukan Cewek itu' batin Alano sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Setelah usai akad sekitar 1 jam yang lalu, kini keduanya tengah berada disebuah tempat duduk yang telah disiapkan khusus untuk pengantin.

"Gila gak nyangka gue, lo lebih dulu langkahin gue Lan" Gio menepuk pelan bahu Alano.

"Pacar aja kagak punya, sok sok an mau dahuluin gue lo" ketus Alano menghina Gio.

"Biar jomlo jomlo gini banyak cewek yang ngantri" kata Gio sambil membasahi rambutnya dengan air liurnya.

"Serah lo deh" Alano memutar bola matanya malas.

"Selamat ya Dev, lo sekarang udah jadi bini orang, lo jangan lupain gue ya!" Steffy memeluk Devina erat seakan-akan tidak ingin melepaskan sahabatnya itu.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang