[28]•DEVANO•

7.4K 424 41
                                    

"Izinin gue buat jadi imam yang baik buat lo!".

Devina semakin dibuat dak dik duk oleh perkataannya Alano barusan, sekarang dirinya hanya bisa terdiam tanpa berkutik karena gugup.

Perlahan satu tangan besar Alano mulai menggenggam kedua tangan mungil nan kurus itu, lalu dilanjutkan dengan satu tangannya lagi untuk memegang tengkuknya Devina.

Wajah tampannya perlahan maju mendekati wajah imut Devina yang kini balik menatapnya dengan raut wajah gugup.

Bahkan sekarang Alano bisa merasakan terpaan nafas berat Devina yang menerpa kulit wajahnya yang hanya terhalang beberapa senti saja.

Mata lelaki itu perlahan terpejam untuk mengecup bibir yang berwarna pink alami itu, bahkan sekarang Devina juga ikut ikutan memejamkan kedua matanya ketika bibir mereka hampir bertemu.

Cup__

Alano menggerakkan bibirnya lembut untuk melumat bibir manis itu, sementara Devina hanya menikmatinya saja tanpa membalas ciuman lelaki itu.

Namun disaat tangannya akan menyentuh bagian tubuh Devina yang lain, Alano dengan refleks langsung menggeleng gelengkan kepalanya sambil membuang jauh jauh pikiran kotornya itu.

Kemudian beralih melihat kearah Devina yang sedang menikmati makanannya, ternyata dirinya sedari tadi hanya berhalusinasi, ah rasanya seperti nyata saja. Pikirnya sambil menggaruk tengkuknya.

Alano membuang jauh-jauh pikiran kotornya itu, lalu beralih memikirkan siapa orang yang telah mengirimkannya pesan itu, Alano harus segera mencari tau itu.

∆∆∆

Pagi harinya mereka berangkat ke sekolah seperti biasanya, yang beda adalah Alano tidak lagi menurunkan Devina didepan halte seperti dihari hari sebelumnya, melainkan langsung di parkiran sekolah yang sedang ramai ramainya.

Devina sendiri di buat bingung dengan sikapnya Alano yang berubah 180° dari sikap sebelumnya yang bersikap bodoamat terhadap dirinya, bahkan tadi pagi saja lelaki itu rela bangun pagi-pagi hanya untuk membuatkan mereka sarapan pagi.

Banyak pasang mata yang melihat kearah mereka sekarang, diawali semenjak turun dari mobil sampai sekarang mereka berjalan di koridor, mulai dari tatapan kagum sampai tatapan mengunjingi Devina.

Devina sendiri hanya bisa berjalan lurus ke depan dengan sebelah tangannya yang digandeng mesra oleh Alano. Rasanya Devina ingin sekali menghilang dari hadapan mereka sekarang juga.

Sedangkan Alano, lelaki itu memilih cuek saja mendengarkan ocehan ocehan yang menurutnya sama sekali tidak berfaedah untuk ia dengar.

Alano sudah memutuskan bahwa ia akan meumumkan hubungannya dengan Devina sebagai pacar, ya kali ia meumumkan Devina sebagai istri, bisa tercoreng nama baiknya disekolah ini.

"Kalo lo ada perlu apa apa hubungin gue!" Kata Alano yang kini berdiri di depan kelasnya Devina.

Devina pun mengangguk pelan, yang kemudian ia langsung masuk kedalam kelasnya yang terlihat sepi, namun ketika ia sedang berjalan kearah tempat duduknya tiba tiba ada tangan seseorang yang mencengkram pergelangan tangan kirinya.

"Enak banget ya lo, sekarang udah jadi pacar pangerannya sekolah, pakek pelet apa lo"

Yang mencengkram tangan Devina saat ini adalah Chika, si cewek sok cantik dan centil yang berusaha menggoda Alano kemarin.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang