[24]•DEVANO•

7K 395 39
                                    

[Part Panjang]

Malam harinya, Devina keluar dari kamarnya berniat ingin minum karena merasakan tenggorokannya terasa kering. Setelah itu ia putuskan untuk kembali lagi ke kamar.

Baru saja Devina membukakan pintu kamar, Devina dikejutkan dengan keberadaan Alano yang kebetulan juga lelaki itu ingin keluar, nyaris hampir saja mereka bertabrakan.

Devina menatap Alano yang kini balik menatapnya, tatapan Devina kini beralih ke penampilan Alano yang terlihat rapi dengan memakai Hoodie merah maroon dan celana jeans panjang berwarna hitam.

"Minggir!"

"Gue tau gue itu ganteng, tapi gausah gitu juga liatnya" Alano berkata dengan PD nya kemudian keluar dari kamar.

"Kakak mau kemana malam malam gini?" Tanya Devina penasaran karena melihat penampilan Alano yang rapi.

"Bukan urusan lo"

Setelah mengatakan itu, Alano langsung pergi meninggalkan Devina yang masih berdiri didepan pintu kamar mereka.

Devina pun mengangkat bahunya acuh, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.

∆∆∆

"Ma-makasih ya udah bela balain buat dateng kesini"kata Alin gugup.

"No problem"

"Devina gak papa lo tinggalin?"

Alano pun menggeleng ragu.

Sekarang mereka sedang berada didepan sebuah toko sepatu dengan keadaan cuaca nya yang gerimis sehabis hujan.

Alin terpaksa meminta bantuan kepada Alano karena supirnya tidak bisa menjemputnya akibat mobilnya mogok di tengah jalan, mau pulang pakai taksi pun mana ada taksi yang lewat dalam keadaan seperti ini.

Karena tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi mengingat juga hari sudah malam dan ditambah lagi hujan, dengan terpaksa Alin menghubungi cowok itu untuk meminta bantuan.

Awalnya Alin sudah meminta bantuan Gara untuk menjemputnya, tetapi lelaki itu sedang tidak enak badan, Alin pun juga tak tega jika Gara menjemputnya dalam keadaan sakit begitu, akhirnya Alin menghubungi Alano.

"Eum kita duduk di cafe sana bentar yuk!" Ajak Alano sambil menunjukkan sebuah cafe yang berada diseberang sana.

Alin pun menggangguk yang seketika membuat Alano bersorak dalam hati.

Kapan lagi bisa berduaan dengan Alin bukan, dan Alano tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Kini mereka sudah berada didalam cafe yang ditunjukkan Alano tadi, didalamnya cukup sepi, hanya ada beberapa orang saja yang singgah disana, mungkin karena efek hujan makanya sepi.

"Lo mau pesen apa?"

"Hmm coklat panas aja deh"

"Makanannya?" Tanya Alano lagi.

"Ngak deh, ngak lagi laper hehehe" Alano pun mengangguk.

"Mbak" panggil Alano kepada salah satu pelayan wanita yang baru saja menaruh minuman kepada pelanggan yang lain.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang