[41]•DEVANO•

6.9K 513 122
                                    

Mohon untuk taburkan bintangnya sama komen sebanyak banyaknya, terserah mau komen apa aja yang penting komen.

•••

Devina perlahan mulai membuka kedua matanya dengan sedikit berat, baru saja ia membuka kedua matanya, aroma obat obatan menyeruak di indra penciumannya.

"Sssst" ringis pelan Devina sembari memegang kepalanya yang agak pusing.

"Lhoh Ana kamu udah sadar?" Siska yang tengah membuka rantang pun kini menghampiri Devina dengan senyuman yang mengembang di sudut bibirnya.

"Aku dimana?" Tanya Devina menapi sekelilingnya.

"Kamu lagi di rumah sakit"

Oh ya, seketika Devina mengingat sesuatu tentang kejadian kemarin yang menimpanya, buru buru Devina memegangi perutnya yang masih rada sakit.

"Bayi aku Bunda?" Tanya Devina panik.

"Kamu gak usah khawatir! Bayi kamu gak kenapa kenapa kok, untungnya cucu Oma ini kuat kayak Mamanya" kata Siska sembari mengelus lembut perut Devina.

Barulah sekarang Devina bisa bernafas lega, Devina pikir bayinya sudah tidak dapat tertolong lagi mengingat dirinya mengalami pendarahan hebat kemarin.

Tiba-tiba saja Devina mengingat Alano, dimana lelaki itu?, Devina harus mengucapkan terima kasih kepada Alano, karena jika tidak ada Alano kemarin, Devina tidak tau bagaimana nasibnya dan bayinya.

"Bunda! Kak Alano mana?"

"Oh Alano, dia lagi dirawat di ruang sebelah"

"Di rawat?" Devina mengurutkan dahinya.

"Emangnya kak Alano sakit apa Bun?"

"Kepala belakang dia bocor, tapi gak parah sih, paling hari ini dia udah dibolehin pulang" jawab Siska enteng bahkan tidak ada raut ke khawatiran sama sekali di wajahnya.

Lagi lagi Alano kembali terluka karena dirinya, Devina ingin melihat Alano sekarang juga, iya, ia harus memastikan bahwa Alano baik baik saja.

"Aku mau liat kak Alano" kata Devina sembari turun dari ranjang rumah sakit.

"Eh kamu mau kemana? Disini aja! Kamu belum boleh banyak gerak!" Cegah Siska yang kembali membenarkan selimut yang sudah terbuka akibat Devina menariknya.

"Sebentar aja Bunda! Aku pingin ketemu kak Alano!"

"Yaudah tunggu bentar! Bunda ambil kursi roda dulu!" Devina pun mengangguk.

Tak lama kemudian pun Siska kembali datang dengan mendorong sebuah kursi roda. Siska menuntun Devina untuk duduk kemudian dilanjutkan dengan mendorong kursi roda yang telah diduduki Devina untuk keluar dari ruang inap Devina.

Baru saja pintu ruangan itu setengah Devina buka, lagi lagi dadanya terasa sesak ketika mendapati Alin berada didalam sana terlebih lagi disana Alin tampak mengelus lembut rambut Alano dengan mesra, sedangkan yang di elus pun tampaknya sangat menikmati elusan yang diberikan oleh pacar gelapnya itu.

"Eh ada Alin" kata Siska yang membuat Alin buru buru menyingkirkan tanggannya dari kepala lelaki itu.

"Eh iya Tante" ucap Alin kikkuk.

"Kapan kamu kesini?"

"Baru aja Tante" Siska pun mengangguk paham, yang kemudian ia mendorong kursi roda Devina untuk mendekati Alano dengan satu tangannya lagi memegang selang infus Devina.

"Lo kok kesini? Kan lo lagi sakit" kata Alano yang membuat Devina tersenyum kecil.

"Gak papa, cuman pengen liat kak Alano aja" jawab Devina.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang