Sudah terhitung tiga puluh menit lamanya Gara menunggu kehadiran Devina yang saat ini tak kunjung menampakkan batang hidungnya juga. Bahkan keadaan sekolah pun kini sudah sepi, hanya ada beberapa para guru saja yang berlalu lalang disana, itupun karena mereka ingin pulang.
Sedari tadi dirinya terus melirik kearah jam tangan DW berwarna hitam yang bertengger di lengan kirinya, alhasil Gara pun merongoh saku celana abunya lalu mengeluarkan sebuah ponsel, ia berniat ingin menghubungi Devina.
"Kok gak di angkat sih?"
Gara menatap ponselnya nanar, tidak biasanya Devina seperti ini, biasanya gadis itu akan menghubungi nya terlebih dahulu jika ia ada sesuatu hal yang membuat dirinya tidak bisa ikut pergi dengannya seperti sebelumnya.
Disisi lain pun Alano juga terlihat sama khawatir dengan Gara, sejak bel pulang berbunyi sejak tiga puluh menit yang lalu sampai sekarang ia tidak tau dimana keberadaan Devina.
Bahkan tadi Alano sempat ingin menjemput Devina di kelasnya namun keadaan kelas kosong, Alano sempat berpikir apa mungkin Devina pulang bersama Steffy dan Alin, tapi mengapa tidak memberi tahunya terlebih dulu.
Alano pun berniat ingin menghubungi Steffy berharap Devina benar benar bersama Steffy dan ia pun bisa pulang dengan tenang.
"Halo steffy"
"Iya halo" sahut Steffy diseberang sana.
"Devina sama lo kan?"
"Bukannya Devina pas tadi jam istirahat kedua izin pulang sama lo ya, dan dia cuman nitip tasnya doang."
Alano mengurutkan dahinya bingung, izin pulang bersamanya, jelas jelas sekarang dirinya masih berada di perkarangan sekolah, sebuah kecurigaan terlintas dipikirannya Alano, mungkinkah pengirim pesan misterius itu yang sudah menculik Devina.
Alano pun langsung mematikan sambungan telfonnya dengan Steffy sepihak, tanpa membalas lagi perkataan Steffy.
"Brengsek!" umpatnya sambil mengacak-acak rambutnya.
Dengan tak sengaja mata Alano melihat kearah Gara yang sedang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu disekelilingnya, Alano yang penasaran pun kini menghampiri Gara yang saat ini tengah menuju kearah toilet perempuan.
"Ngapain lo celingak-celinguk kayak maling gitu?" ucap Alano yang membuat Gara membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa orang itu.
"Lo kok ada disini?" Gara balik bertanya kepada Alano yang membuat Alano mengangkat satu alisnya bingung.
"Devina nya mana?" Gara melihat kearah mobilnya Alano yang terparkir tak jauh dari mereka saat ini.
"Ini gue juga mau cariin Devina"
"Bukannya Devina bareng sama lo?"
"Gak, dan gue peringatin ya sama lo, cukup buat deketin Devina mulai dari sekarang juga, karena dia udah jadi istri gue" Alano menatap Gara tajam.
Gara tertawa getir mendengarkan perkataan Alano barusan.
"Sekarang bukan saatnya kita buat ribut, tapi waktunya buat kita cari Devina, lo sebagai suaminya mana tanggung jawab lo, masa istrinya hilang lo biasa biasa aja"
Alano terdiam sejenak, apa yang dikatakan gara ada benarnya juga, ini bukan saatnya mereka untuk bertengkar.
"Hey kalian kenapa masih ada disini?" Teriak seorang satpam yang terlihat sudah tidak muda lagi. Alano dan Gara pun menoleh kearah satpam tersebut.
"Kita lagi cariin temen pak" kata Gara.
"Temen?" Satpam tersebut mengurutkan dahinya.
"Bapak liat gak, ada cewek tingginya sekitaran bahu saya, badannya agak kurus terus rambutnya sebahu lebih gitu" tanya Gara Kepada satpam tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [ON GOING]
Romance[16+ sad romance content] Judul sebelumnya YOUNG MAMA. Tentang DEVINA ANGRAISY yang harus menanggung beban hidupnya dengan mengandung di usia 17 tahun karna sebuah kesalahan yang diperbuat oleh ALANO MACRSKY MINAJ, kakak kelas brengsek yang sialnya...
![Our Destiny [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/248126398-64-k188135.jpg)