[17]•DEVANO•

8.7K 385 4
                                    

Sedari tadi Steffy terus memerhatikan sahabatnya itu hanya mengaduk ngaduk mie ayam tanpa ada niatan untuk memakannya.

Padahal mie ayam itu sudah hampir 20 menit lamanya mereka pesan, namun tak dimakan sama sekali oleh Devina, malahan sekarang Devina hanya menunduk menatap mie ayam itu sambil terus mengaduk ngaduknya.

"Hey!" Panggil Steffy sambil sedikit menepuk bahu Devina, sehingga membuat Devina buyar dari lamunannya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Steffy sambil mengurutkan dahinya.

Devina menggeleng pelan, lalu mengambil garpu dan mulai memasukkan mie ayam yang sudah dingin itu ke mulutnya.

Steffy tampak melihat disekelilingnya memastikan bahwa tidak ada orang disekitar sini.

Dan untungnya kantin dalam keadaan sepi saat ini, hanya ada mereka dan Ibu kantin disana.

"Lo lagi mikirin tentang pernikahan lo sama Alano minggu depan ya?" Tanya Steffy dengan nada berbisik.

Devina tidak menjawabnya, ia hanya menghembuskan nafasnya kasar lalu beralih mengambil es teh manis dan meminumnya, memilih untuk mengabaikan ucapan Steffy.

Steffy yang kesal kerena dirinya diabaikan pun mengurutkan bibirnya sambil menatap Devina kesal.

"Ih kok gue dicuekin sih" gerutu Steffy.

"Udah ah, aku lagi gak mood, perut aku juga sakit, aku balik ke kelas dulu ya!" Devina pergi meninggalkan Steffy yang masih cemburut ditempat.

Saat dalam perjalanan menuju kelasnya, Devina tak sengaja berpas pasan dengan Alano. Namun disitu Devina buru buru menundukkan kepalanya.

Begitu juga dengan Alano, lelaki itu memilih untuk berpura pura mengikat tali sepatunya yang padahal tali sepatunya tidak terlepas, karena itu bertujuan untuk mengalihkannya dari Devina.

Alano merasa lega karena setelah berhasil melewati Devina, entah mengapa hari ini ia merasa sangat canggung ketika bertemu dengan Devina. Bahkan hanya sekedar berpas pasan saja.

Kini Alano melangkahkan kakinya menuju kantin karena merasa cacing cacing diperutnya sudah berdemo meminta makan.

Alano baru saja menyelesaikan pelajaran tambahan untuk olimpiade besok, itulah yang mengakibatkannya telat untuk beristirahat.

Alano mendaratkan bokongnya disebuah kursi kantin yang letaknya berada dipojokan, tempat andalannya ketika ia kemari.

"Bu Jus jeruk sama Nasi goreng pakek telor ceplok satu!" teriak Alano kepada ibu kantin yang berada tak jauh darinya.

"Siap Pangeran" jawab Bu Uni, selaku ibu kantin sambil mengajungkan jempolnya ke arah Alano.

Alano menggelengkan kepalanya sambil sedikit tertawa kecil melihat itu.

'Pangeran' nama julukan yang diberikan oleh beberapa orang disekolah nya. Terutama bagi fansnya, mereka sering menjuluki Alano sebagai 'Pangeran jutek'.

Yang dimana Alano dengan sikap jutek dan cuek plus BodoAmatnya yang mampu melelehkan mereka seketika.

Entahlah Alano tidak perduli itu, terserah mereka mau memanggilnya dengan sebutan apapun itu asalkan ia tidak di usik.

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang