[31]•DEVANO•

7.1K 391 15
                                    

Didalam sebuah mobil mewah yang disana terdapat dua anak manusia yang berbeda jenis kelamin didalamnya, yang dimana si lelaki dan si wanita hanya saling diam saja, dengan si lelaki yang tengah menyetir dan sesekali melirik kearah si wanita yang terus menatap lurus kedepan.

"Ehem"

Suara deheman Alano membuat Devina menoleh kearah lelaki yang kini berstatus sebagai suaminya itu.

"Kak Alano sakit?" Tanya Devina dengan muka polosnya.

"Enggak" jawab singkat Alano, Devina pun memangut mangutkan kepalanya.

"Oh ya soal kemarin lo yakin gak mau kasih tau gue siapa orang itu" tanya Alano.

Devina pun menggeleng, karena jujur Devina tidak mau masalah itu semakin bertambah besar jika sampai Alano campur tangan, sudah cukup selama ini hidupnya sudah menderita dan ia tidak mau bertambah menderita lagi karena Chika semakin membencinya.

Alano sendiri masih penasaran siapa pelaku yang sudah membully Devina, dan ia akan mencari tau itu, walaupun ia sudah menduganya bahwa pelaku itu adalah Jerry, namun Alano tidak bisa menuduh juga karena ia belum mempunyai bukti.

Disatu sisi lainnya pun kini Alano perlahan mulai bisa menerima kehadiran Devina yang telah masuk kedalam kehidupannya, yang awalnya ia hanya berniat menikahi gadis itu karena hanya demi Bundanya, tapi perlahan sekarang ia mulai merasa bahwa Devina itu memang benar jodoh yang dikirimkan tuhan untuknya, tapi entahlah ia sendiri tidak merasa yakin dengan itu, karena sampai sekarang didalam hatinya masih tersimpan nama Alin disana.

Tak terasa kini mereka sudah sampai di perkarangan sekolah setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih sepuluh menit, dikarenakan jarak apartemen mereka bisa dibilang cukup dekat dengan keberadaan sekolah.

"Gue pikir lo sakit parah Dev, soalnya si Chika bilang lo kemaren pingsan di perpustakaan dan dibawa pulang sama Alano deh" kata Steffy yang saat ini mereka sedang berada di dalam kelas.

Devina tersenyum kecut ketika mendengarkan perkataan Steffy, bisa bisanya Chika mengatur scenario seperti itu, sebegitu benci kah Chika terhadap dirinya.

"Iya" jawab Devina singkat.

BRAKKK

Suara gumbrakan itu membuat semua perhatian murid kelas Xl ipa 1 teralihkan, tak terkecuali Devina beserta Steffy yang menatap heran kepada Alano yang main mendobrak pintu kelas mereka begitu saja.

"Dimana Chika?" Tanya Alano sambil mengamati di setiap sudut kelas yang ternyata tidak ada keberadaan gadis centil itu.

"Kak Alano nyariin aku?"

Chika yang baru saja tiba di kelas pun tiba-tiba tersenyum senang ketika mendapati lelaki yang selama ini ia kagumi datang untuk menemuinya.

"Lo kan yang udah ngebully Devina kemarin di gudang belakang sekolah" kata Alano nyaring yang membuat Chika menelan ludahnya susah payah.

'Dari mana dia tau?' batin Chika yang kini telah salah tingkah.

"Eng-enggak kok" elak Chika menggeleng gelengkan kepalanya.

"Alah gausah bohong lo, gue udah denger semuanya dari temen temen lo"

Sekarang Chika benar benar tidak bisa mengelak lagi, dan sekarang matanya tertuju kearah Devina yang duduk di bangkunya sambil menunduk takut.

"Ini semua pasti gara gara cewek sialan itu" kata Chika dengan tatapan tak suka melihat kearah Devina.

"Maksud lo apaan katain cewek gue sialan hah, jelas jelas lo itu yang cewek sialan beraninya cuman ngebully, cuih jijik gue sama lo"

Our Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang