Chapter 43

191 47 9
                                    

»—Penulis: 青色羽翼/Cyan Wings—«

»—Penerjemah B Ing: E Danglars—«


Hujannya turun kian deras dan pengunjung di mal semakin sedikit.

Zhen Li berganti pakaian tiga kali selama tampil, berusaha untuk menarik perhatian pengunjung, namun pada akhirnya dia tetap kalah melawan cuaca dan hari kerja.

Ketika mal dengan bioskop yang sedang direnovasi melaksanakan acara undian lotre di hari kerja, pada waktu siang hari yang hujan deras, dan mengundang selebritas minor untuk membawakannya; ketika hadiah terbesarnya yaitu HP yang habis antara jam 10 dan jam 11 pagi, dan sisa hadiah per jamnya adalah gelang olahraga atau kupon diskon mal, siapa yang mau menunggu hasil undian lotre?

Pada jam 7 malam, Direktur Zhen mengakhiri aktivitas seharian penuh dan kembali ke studio sendiri, menenteng barang bawaannya.

Dia harus mengembalikan kotak makeup ke tempat semula, menulis jadwal dan penghasilan hari ini di lembar catatan, serta makan semangkuk mi instan yang dibeli Manajer Yu menggunakan dana perusahaan. Dia belum makan apa-apa hari ini. Dan dia kelaparan.

Selama ini, mi instan tersebut selalu berada dalam kepemilikan Yuan Luori. Dia tinggal di studio dan tidak mempunyai uang. Pada malam hari, dia bergantung sepenuhnya pada mi instan untuk bertahan hidup. Biasanya dia tidak membiarkan siapa pun menyentuh mi yang hampir kedaluwarsa ini (supermarket memberikan diskon kepada barang-barang yang hampir kedaluwarsa). Zhen Li selalu ingin makan semangkuk diam-diam.

Hari ini, Yuan Luori dibawa ke markas. Lokasi markas Organisasi Pelindung adalah sebuah rahasia. Tidak mudah untuk keluar masuk. Setiap kali mereka pergi ke markas, Zhen Li dan Yuan Luori dipukul tidak sadarkan diri atau diberi obat tidur dalam perjalanan, dan ketika mereka pergi, juga harus bersama dengan Pelindung. Mereka tidak mungkin pergi laporan, lalu langsung kembali. Yuan Luori mungkin akan tinggal di markas Organisasi Pelindung malam ini.

Memikirkan tentang semangkuk mi instan itu, Zhen Li keluar dari taksi dan berlari tergesa-gesa ke gedung kantor menerobos hujan. Langkah berlarinya sangat cepat. Dia tidak begitu basah.

Dia naik lift ke lantai dua puluh satu. Lampu di studio mati. Zhen Li mengeluarkan kuncinya untuk membuka pintu, namun dia menemukan bahwa pintu tidak dikunci. Mungkinkah Yuan Luori kembali lebih cepat? Lantas rencananya untuk makan mi instan diam-diam gagal?

Sudah jam 8 malam ketika Zhen Li tiba di studio. Karena hujan, langit benar-benar gelap. Di dalam ruangan gelap gulita. Ketika dia baru saja akan menyalakan lampu, sambaran petir melintas di luar, menerangi ruangan melalui jendela.

Di bawah jendela ada bangku kecil tempat mereka beristirahat ketika mereka kelelahan berlatih tari. Tingginya sekitar enam puluh senti, bangku panjang itu tersusun di dinding. Yu Hua bilang, dengan begini, mereka bisa menghemat ruangan di ruang latihan tari. Lian Yufan bilang dia pelit. Dia membuat sendiri bangku kayu dari bahan bangunan sisa dekorasi itu. Bahkan tidak ada kursi santai yang layak di sini!

Diterangi petir, Zhen Li melihat seseorang duduk di sebelah jendela. Kaki jenjang pria ini sedikit terpisah, siku di atas pahanya, kesepuluh jarinya bertaut di depan hidungnya, memperlihatkan sepasang mata yang menyeramkan.

"Ka-bum!" Gelegar suara petir dan munculnya pria itu dengan tiba-tiba di ruangan yang sunyi membuat Zhen Li takut. Lututnya melemah dan dia meluncur turun di dinding, lalu terduduk. Gemetaran, dia berkata, "Siapa, siapa kamu? Penghancur baru?"

"Zhen Li, apakah kamu sama butanya seperti Yuan Luori?" Pria itu berkata muram.

Satu lagi kilatan petir. Kali ini, Zhen Li dengan jelas melihat pria yang duduk di bawah jendela itu adalah Yu Hua, yang tidak pernah bekerja lewat dari jam 6 sore!

Mr. Melancholy Wants To Live A Peaceful Life (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang