29.

13.8K 853 37
                                    

•••
🦋Sudah Direvisi📝

*****

"Enghh." Albara menggeliat dalam tidurnya. Ia melirik sekilas kearah jam yang ada diatas nakas, pukul 09.00. Ternyata ia tertidur cukup lama setelah bangun pagi tadi.

Ia mendudukan tubuhnya untuk mengumpulnya seluruh nyawanya. Melirik ke kiri dan ke kanan, terlihat kini kamarnya sudah sangat rapi dan bersih. Tapi kemana gadis itu?

Setelah merasa semua nyawanya sudah terkumpul, ia beranjak dari ranjangnya. Lalu meregangkan tubuhnya yang sedikit pegal akibat tidur di sofa tadi malam. Walaupun tidak sepenuhnya tidur sampai pagi disana, tapi itu cukup membuat badan kekarnya pegal.

Ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Badannya kini sudah sedikit membaik. Bara tipe orang yang sangat menyukai kebersihan, ia tidak akan betah jika harus tidak mandi seharian.

Setelah selesai mandi dan memakai semua pakaiannya, ia keluar kamar untuk mencari keberadaan gadis cantik yang tiba-tiba datang kemarin dan berakhir menginap di apartement miliknya. Ia menghentikan langkahnya dan terpaku melihat pemandangan didepannya. Ia berulang kali berdecak kagum dalam hati. Entah mengapa sikap gadis itu selalu membuatnya kagum dan mampu membuatnya tersenyum sepanjang hari ini.

Gadis itu dengan dengan lihainya mengaduk masakannya didepan sana. Ia berjalan mendekat kearah Reytina dengan senyum yang tidak luntur dari wajah tampannya. Gadis ini sangatlah berbeda dengan beberapa gadis yang pernah ia kenal, pikirnya. Gadis ini memilih untuk memasak sendiri daripada memesan makanan Online seperti beberapa gadis yang ia kenal, dimana mereka akan memilih untuk bersikap simple dari pada harus bersusah payah untuk memasak.

"Masak apa?" Tanya Albara dengan dagunya yang kini bertumpu di sebelah bahu gadisnya.

"Ihh Bara kaget!" Ucap gadis itu sambil memegang dadanya. Bagaimana tidak kaget, dengan tiba-tibanya ada orang yang berbisik tepat ditelinganya dengan dagu yang bertumpu disebelah bahunya. Apalagi nafas cowok itu menerpa leher jenjangnya, dan bau maskulin dari tubuh Bara sangat memanjakan penciumannya.

Bara terkekeh pelan melihat ekspresi kaget gadis didepannya.

"Udah duduk sana, bentar lagi siap." Suruh Reytina sambil mengambil mangkuk yang tidak jauh darinya. Ia tidak bisa berlama-lama berada didekat Bara. Detak jantungnya berpacu dua kali lipat jika berada didekat cowok itu. Ia takut jika Bara bisa mendengar detak jantungnya.

"Gak mau." Ucap Albara manja. Kini tangan kekarnya sudah beralih memeluk erat pinggangnya dari belakang.

Deg!

Oh tidak! Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Cowok itu sangat mampu memporak-porandakan hatinya.

"Ishh Bara jangan gitu! Entar masakannya gak selesai-selesai." Kesal Reytina yang berusaha melepas pelukan Bara. Tapi cowok itu malah semakin mengeratkan pelukannya. Dan kini Bara tengah menenggelamkan wajahnya di ceruk lehernya. Reytina tidak bisa berlama-lama berada didekat Bara, ia takut jatuh terlalu dalam ke dalam pesona cowok itu.

"Lo mandi?" Tanya Reytina setelah mencium wangi dari tubuh cowok yang tengah memeluknya.

Bara mengangguk singkat sebagai jawaban sambil menghirup wangi dari tubuh gadis didepannya yang tengah sibuk memasak.

Reytina menghela nafas pelan setelah mendengar jawaban yang dilontarkan Bara. Dasar keras kepala! Padahal tadi ia sempat mengingatkan cowok itu untuk jangan mandi terlebih dulu karena takut jika suhu tubuh Bara akan kembali naik.

"Ihh Bara geli." Ucap Reytina saat merasakan Bara mengendus lehernya. Kini tubuhnya sudah ia jauhkan dari tubuh Bara saat ia sudah berhasil melepaskan pelukan erat yang diberikan olehnya.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang