•••
🦋Sudah Direvisi📝*****
Setelah selesai membersihkan tubuhnya ia membaringkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Hari yang cukup melelahkan walaupun ia tidak pergi ke sekolah hari ini. Ia menatap langit-langit kamarnya, membosankan itulah yang ia rasakan. Biasanya dijam begini ia akan sekedar berkumpul bersama teman-temannya. Ia melirik sejenak jam yang ada di atas nakas. Jam 17.00, masih ada banyak waktu untuknya berkumpul sekarang.
Setelah menghubungi ketiga sahabatnya ia segera bersiap-siap untuk berkumpul bersama teman-temannya. Rasanya ada yang kurang jika sehari saja ia tidak berkumpul dengan sahabat dan teman-temannya yang lain, kebiasaan yang sangat sulit untuk ia hentikan. Karena dengan bersama teman-temannya ia akan merasa terhibur dan tidak merasakan kesepian.
Ia mengambil jaket kulit kebesaran 'Xarvanos' lalu memakainya. Langkah kaki tegap miliknya kini sudah berjalan menuju Basement Apartement nya untuk mengambil motor sport kesayangannya.
Brumm...
Brumm...
Terlihat kini motor sport yang dikendari oleh Bara sudah melaju keluar dari gedung apartement nya.
Bara menggeram kesal melihat barisan motor dan mobil didepannya yang tidak kunjung bergerak. Beginilah keadaan kota Jakarta di sore hari, kendaraan yang dikendari orang-orang mengantri untuk pulang ke rumah masing-masing setelah beberapa jam setelah selesai bekerja.
Melihat adanya celah didepannya, ia segera menancap gas dan menyalip semua motor dan mobil yang masih berbaris disana. Banyak pengendara yang mengumpat dan mengklakson kendarannya kearah nya, tapi ia sama sekali menghiraukannya dan terus memutar pedal gas motornya. Karena baginya jika ada kesempatan kenapa harus disia-siakan.
Sesampainya di Warjok, Bara menghelas nafasnya pelan. Akhirnya ia bisa melewati macetnya jalanan sekitar hampir 1 jam.
Dapat ia lihat kini sahabat-sahabatnya sudah ada yang datang dan berkumpul disana. Ia mengambil kantong plastik yang berisikan beberapa cemilan dan minuman yang sempat ia beli tadi sebelum sampai di Warjok.
"Widih bawa apaan tuh?" Tanya Alvaro yang tengah asik merokok disana. Terlihat banyak asap rokok yang berterbangan diudara.
Bara yang mendengar itu menaruh kantong plastik yang ia bawa di pangkuan Alvaro. Ia mengisyaratkan untuk membagikannya pada anggota-anggota lain yang ikut berkumpul sore ini.
"Dari mana aja lo?" Tanya Arka yang kini ikut duduk disampingnya sambil membawa sepiring mie goreng yang tadi ia pesan kepada Mang Asep.
"Biasa Apart." Jawab Albara yang kini ikut menghidupkan rokoknya.
Arka yang mendengar itu mengangguk pelan, lalu mulai melahap mie goreng yang ada didepannya.
Bara mengambil salah satu soda kalengan yang ia beli tadi. Ia menghembuskan kepulan asap rokok dari mulut dan hidungnya, lalu menegukan minuman soda sampai tersisa setelah.
"Varo." Panggil Albara.
"Apa Bos?" Tanya Alvaro yang tengah asik memakan chiki bersama teman-teman yang lainnya.
"Tolong ambilin pizza nya ke depan!" Ucap Albara setelah mendapatkan notif dari pengantar makanan online bahwa pizza yang ia pesan sudah sampai. Sebenarnya tadi ia ingin langsung membeli ke toko pizza nya, tapi karena jalanan yang sangat tidak memungkinkan jadi ia mengurungkan niatnya itu dan memilih untuk memesan lewat online saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Apa yang kalian pikirkan jika Ketua dari sebuah geng besar berpacaran dengan seorang gadis cantik ketua osis di SMA-nya? Memiliki sifat yang berbanding terbalik diantara keduanya. Dia Albara Anggara Pratama, The Leader da...