Malam minggu special update untuk kalian pembaca setia cerita Albara💞
Jangan lupa Vomennt, dan Share cerita ini ke teman-teman kalian yah🥰
Happy Reading😊
_____________________________
Bughh...
Tubuh Bara terhuyung ke belakang dan membentur tembok dibelakangnya, akibat tubuhnya yang belum siap menerima serangan.
"Katakan ke gue kalau semua yang dikatakan Qanza adalah bohong!" Ucap Alvaro menarik bagian depan kaos oblong hitam yang digunakan Bara. Memerintahkan lelaki itu yang sedari tadi hanya diam, untuk membuka suaranya dan mengelak semua tuduhan Qanza yang mengarah kepadanya. Ia sangat percaya bahwa Bara tidak akan mungkin melakukan hal kotor seperti itu, dengan menghamili seorang perempuan diluar nikah. Karena mereka semua selalu memegang teguh prinsip, untuk tidak merusak kehormatan seorang wanita.
Bara tidak pernah melarang Daniel ataupun Alvaro bertindak untuk menjadi lelaki playboy, tapi dengan syarat mereka tidak boleh merusak kehormatan seorang wanita jika belum waktunya. Dan jika semua yang dikatakan Qanza hari ini adalah benar, mereka pastinya akan sangat-sangat kecewa dengan Bara.
"Jawab dan tatap mata gue bangsat!" Teriak Alvaro menghempaskan tubuh Bara kebelakang. Dengan sikap lelaki itu yang diam dan tidak melawan seperti ini, malah membuatnya semakin yakin bahwa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.
"Dia gak akan pernah buka suara karena semuanya udah jelas Alvaro. Dengan sikap diamnya yang seperti ini, sudah menjelaskan seberapa pengecutnya sahabat yang selama ini lo bangga-banggakan." Ucap Qanza didalam pelukan Daniel. Ia sangat membenci Bara, dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu.
Tanpa mereka semua sadari, seorang pria yang tengah mendorong seorang perempuan yang duduk diatas kursi roda, lengkap dengan menggunakan baju khas rumah sakit dan selang infus yang tertancap ditangannya—menyaksikan dan mendengar segalanya sejak awal.
Pria yang awalnya ingin melewati lorong tersebut seketika saja menghentikan langkahnya, saat melihat keributan didepan sana. Dan saat mendengar nama Reytina disebutkan, pria itu memutuskan untuk mengupingnya.
"Gue gak akan berhenti sebelum lo jawab pertanyaan gue Bara. Apakah benar apa yang dikatakan oleh Qanza?" Tanya Alvaro dengan tangan yang terkepal dikedua sisi. Ia ingin mendengar jawabannya langsung dari mulut Bara—dan sebelum itu terjadi, ia tidak akan pernah percaya dengan semua yang dikatakan Qanza.
"Ya, semua yang dikatakan Qanza adalah benar. Gue udah ngerusak kehormatan seorang wanita, dengan menghamili Alexa diluar nikah." Jawab Albara dengan suara yang sedikit bergetar.
Bagaikan disambar petir—tubuh Alvaro seketika melemas dan melangkah mundur begitu saja. Ia tidak menyangka bahwa sahabat yang selama ini menjadi panutannya, menghancurkan kepercayaanya begitu saja. Satu kesalahan tapi sangatlah fatal, itulah yang dilakukan oleh Bara.
"Gue tau gue telah menghancurkan kepercayaan kalian, dan untuk itu gue minta maaf. Tapi—,"
Ucapan Albara terhenti akibat sebuah pukulan mematikan dari arah samping menyerangnya secara membabi buta. Hingga membuat tubuhnya kini telah terbaring sempurna diatas dinginnya lantai rumah sakit. Ia sedikitpun tidak mendapatkan celah untuk melakukan perlawanan, ataupun menangkis pukulan dari pria asing yang tiba-tiba datang dan menyerangnya begitu saja.
"Bangsat! Jadi lelaki yang selama ini disembunyikan identitasnya oleh Reytina adalah lo?" Desis Renoard. Ya, pria yang sedari tadi mendengar dan menyaksikan keributan yang diciptakan oleh Qanza adalah Reno. Saat mendengar kabar bahwa Reytina juga dibawa kerumah sakit yang sama dengan Alexa, dengan bergegas Reno segera menyusul Reytina ke ruangan operasi. Tapi yang ia dapatkan saat tiba disana adalah kebenaran akan siapa orang yang selama ini Reytina sembunyikan darinya. Orang yang telah berhasil membuat kehidupan Queennya hancur untuk kedua kalinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Apa yang kalian pikirkan jika Ketua dari sebuah geng besar berpacaran dengan seorang gadis cantik ketua osis di SMA-nya? Memiliki sifat yang berbanding terbalik diantara keduanya. Dia Albara Anggara Pratama, The Leader da...