"𝔸𝕟𝕥𝕒𝕣𝕒 𝕞𝕖𝕝𝕖𝕡𝕒𝕤 𝕒𝕥𝕒𝕦 𝕓𝕖𝕣𝕛𝕦𝕒𝕟𝕘 𝕤𝕖𝕟𝕕𝕚𝕣𝕚𝕒𝕟."
•••
Happy Reading😊
*****
Deg.
Lo siapa?
Apa yang sebenarnya terjadi kepada Bara? Kenapa tidak ada seorangpun yang memberitahunya keadaan Bara setelah cowok itu sadar. Dari awal ia sudah mencium kecurigaan dari mereka semua, saat ia menanyakan kondisi Bara semua sahabat Bara seolah mengalihkan pembicaraannya. Kenapa mereka merahasiakannya darinya?
Apakah ia tidak pantas mengetahui kondisi Bara yang sebenarnya?
Tanpa sadar air mata yang sedari tadi membendung dipelupuk matanya kini perlahan mengalir dengan deras. Perasaannya kini hancur sehancur hancurnya, tidak dikenali oleh orang yang sangat ia cintai sangatlah menyakitkan.
Kenapa tuhan tidak pernah mengakhiri penderitaanya? Apakah semua penderitaannya selama ini tidak cukup untuk menguji dirinya? Apakah ia memang tidak pernah ditakdirkan untuk dicintai oleh orang yang ia cintai? Kenapa dunia ini begitu rumit dan kejam?
"Bara lo gak kenal gue?" Tanya Reytina yang kini sudah menggapai tangan Bara tapi langsung ditepis kasar oleh Bara.
"Pergi sebelum gue bertindak lebih kasar ke lo!" Ucap Albara dingin dengan penuh penekanan disetiap katanya.
Reytina menggelengkan kepalanya pelan. Baranya tidak akan pernah menyakiti dirinya, dan ia percaya itu.
"Lo bener-bener gak kenal sama gue? Lo lupa semua hal yang pernah kita lakukan bersama?" Tanya Reytina sambil menertawakan dirinya sendiri. Ia kini sudah seperti orang gila yang menanyakan semua itu kepada Bara.
"Gak ada hal yang pernah gue dan lo lakukan bersama!"
Well... Bara pun tidak sudi menyebut kita didalam kalimatnya?
"Ini gak mungkin, ini gak mungkin terjadi." Ucap Reytina sambil menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir dipipinya.
"Ini semua bohong kan?" Tanya Reytina. Tapi tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaannya.
"Bara, lo masih marah kan sama gue? Kalo gitu gue minta maaf, gue janji gak akan keras kepala lagi. Gue janji gak akan ngelakuin apa yang lo gak suka. Gue janji akan nurutin semua kemauan lo."
"KENAPA SEMUA DIEM? KENAPA GAK ADA SEORANG PUN YANG JELASIN APA YANG TERJADI?!" Teriak Reytina kepada kedua sahabatnya dan ketiga sahabat Bara.
"Hentikan omong kosong lo itu dan silahkan pergi!" Ucap Albara yang masih mampu mengontrol emosinya.
Reytina melangkahkan kakinya maju, hendak kembali menghampiri Bara sebelum tangannya kembali dicekal oleh Qanza.
"LEPASIN!" Teriak Reytina tanpa sadar. Perasaannya kini sudah hancur, rasanya dirinya terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam, gelap, dan mengerikan. Marah, kecewa, takut, sedih bercampur menjadi satu didalam sana.
Saat ini ketakutan menjalar ke seluruh tubuhnya. Sampai-sampai dirinya tidak bisa berpikir jernih dan waras.
"Please! Kali ini biarin gue nyelesaiin semuanya." Lirih Reytina menatap kedua sahabatnya, sebelum matanya kembali menatap kearah Bara yang kini tengah melipat kedua tangannya didepan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA [ON GOING]
Jugendliteratur[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Apa yang kalian pikirkan jika Ketua dari sebuah geng besar berpacaran dengan seorang gadis cantik ketua osis di SMA-nya? Memiliki sifat yang berbanding terbalik diantara keduanya. Dia Albara Anggara Pratama, The Leader da...