21.

14K 931 7
                                    

•••
🦋Sudah Direvisi📝

*****

"Ke rumah gue dulu ya?" Tanya Albara yang kini sudah memasuki mobilnya.

Karna tidak mendapat jawaban ia mengalihkan pandangannya ke arah samping. Ia melihat gadis itu tengah melamun sambil tetap memangku adiknya yang tengah tertidur pulas dipangkuannya.

"Ck, hobi banget melamun." Ucap Albara.

"Rey." Ucap Albara sambil menggoyangkan sedikit lengan gadis itu.

"REY!" Ucapnya lagi dengan suara yang sedikit ia tinggikan. Dan akhirnya gadis itu pun tersadar dari lamunannya karena merasakan ada pergerakan dipangkuannya.

"Huaa, hiks.. hiks.." Tangis Alea yang kaget dengan suara Bara.

"Sstt, Sstt, Sstt." Ucap Reytina menenangkan Lea dengan sesekali salah satu tangannya menepuk pelan paha gadis kecil itu agar kembali terlelap.

Setelah melihat tidak ada pergerakan lagi, ia menatap tajam cowok yang duduk disebelahnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Bughh!

"Lo apa-apaan sih?" Ucap Albara kesal setelah mendapatkan pukulan yang lumayan keras pada bahunya.

"Lo yang apa-apaan." Ucap Reytina pelan sambil melototkan matanya.

"Lo ngapain sih isi teriak-teriak kayak gitu." Lanjut Reytina.

"Lo kira lagi di hutan apa."

"Lagian lo ngapain melamum?" Tanya Albara yang tidak mau kalah.

"Terserah gue dong." Ucap Reytina pelan, ia tidak mau berdebat dengan cowok disampingnya. Jika ia berdebat maka tidak akan ada henti-hentinya. Dan itu juga akan menggangu gadis kecil yang sedang terlelap dipangkuannya.

Bara hanya mengedikan bahunya mendengar jawaban gadis disampingnya.

Selama diperjalanan, tidak ada perbincangan diantara mereka berdua. Bara yang tengah fokus menyetir mobilnya dan Reytina yang fokus dengan jalanan didepannya, sambil sesekali menyium pipi gadis kecil yang terlelap dipangkuannya. Bibir Reytina tidak henti-hentinya menggumamkan lagu agar tidur Lea kembali lelap, karena beberapa kali gadis itu terlihat gelisah dalam tidurnya. Mungkin karena suasana di dalam mobil yang menyebabkan gadis itu kurang nyaman.

"Bara kita mau kemana?" Tanya Reytina setelah melihat mobil Bara memasuki kawasan Perumahan elit yang terkenal di Kota Jakarta.

"Rumah gue." Jawab Albara datar tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan.

Reytina menatap kagum rumah didepannya, kira-kira rumah ini besarnya dua kali lebih besar dari rumahnya. Rumah Reytina saja sudah cukup besar apalagi dua kalinya.

Bara membukakan pintu mobil untuk Reytina, karena tidak memungkinkan untuknya membuka pintu mobil sendiri sedangkan tangannya yang sibuk menahan tubuh adiknya.

"Turun." Ucap Albara dengan suara beratnya.

"Ck, ngagetin aja." Ucap Reytina setelah tersadar dari pikirannya.

"Melamun aja terus, kesambet baru tau rasa." Ucap Albara pedas.

Reytina bergidik ngeri mendengar itu.
"Ishh, lo itu ya!" Ucap Reytina kesal.

"Udah cepet turun, lo gak pegel apa?"

Reytina mengatupkan bibirnya, ia membenarkan ucapan Bara dan segera turun dari mobil cowok itu, badannya cukup pegal sedari tadi memangku tubuh Lea yang sangat gembul.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang