Ada yang kangen gak nih?
Maaf banget karena lama Updatenya, aku beberapa hari yang lalu lagi fokus untuk ngerevisiin cerita Albara dari awal. Dan yaa... Cerita Albara udah selesai direvisi, jadi kalian bisa refresh dulu WPnya atau hapus dulu cerita Albara dari perpustakaan kalian dan nanti tambahkan lagi.•••
Happy Reading😊
*****
"MAKSUD LO APA NGOMONG KAYAK GITU?!!" Tanya Albara sedikit emosi.
Bara memejamkan matanya guna mengontrol emosinya agar tidak terlanjur menguasi dirinya. Kini tangannya sudah meremas plastik pembungkus burger yang ia makan tadi.
"Maaf, gue salah. Lo boleh hukum gue apa aja asal jangan gini." Ucap Albara lembut menghadap kearah gadisnya yang masih membuang wajahnya ke arah luar jendela mobil.
"Gue sayang sama lo." Ucap Albara tulus. Tangannya kini sudah beralih pada wajah gadisnya lalu menggerakanya pelan agar melihat kearahnya. Ia menghapus air mata yang mengalir dipipi gadis itu. Apakah ia sangat menyakiti gadis itu? Sampai-sampai ia sudah membuatnya menangis dua kali hari ini.
"Gue mau keputusan Bar! Gue juga perlu kepastian dan gak mau terus-terusan kayak gini." Ucap Reytina yang menepis tangan Bara, ia mengusap air matanya kasar. Ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Bara, ia ingin menjadi gadis yang kuat dan tegas seperti sebelum-sebelumnya.
Bara memejamkan matanya. Keputusan? Keputusan apa yang harus ia buat? Ia memang lemah dari urusan percintaan tapi kali ini berbeda. Ia merasa menemukan seseorang yang mengisi kekosongan hatinya, seseorang yang mampu mewarnai hari-harinya yang terasa sangatlah abu-abu. Tapi jika gadis itu bersamanya hanya membuat luka, apakah ia bisa melepaskan gadis itu? Ia tau kalau dari awal caranya memang salah untuk mengikat gadis itu. Tapi hati tidak bisa dibohongi bukan? Mungkin benar apa yang dikatakan orang jika cinta dapat tumbuh karena terbiasa.
Setelah beberapa menit bergelut dengan pikirannya, akhirnya Bara pun membuka suaranya.
"Gue tau cara gue dari awal buat ngemilikin lo memang salah, tapi asal lo tau gue bener-bener tulus sayang sama lo." Ucap Albara sambil menatap dalam kearah bola mata gadisnya.Bara menghela nafas panjang sebelum memberikan keputusan yang mungkin diinginkan oleh Reytina.
"Tapi jika hubungan ini hanya ngebuat lo sakit hati dan terus nangis hanya karena gue—,"Bara menatap sendu wajah gadis didepannya yang masih terlihat adanya jejak airmata disana, sebelum akhirnya melanjutkan kembali kalimatnya.
"Gue bakal ngelepasin lo dari hubungan ini." Ucap Albara dengan berat hati. Ia mengalihkan pandangannya agar tidak lagi menatap mata sendu yang diberikan gadis itu padanya. Rasanya ia ingin mendekap tubuh gadis itu seerat-eratnya, sampai-sampai tidak ada satupun orang yang bisa melepaskannya."Makasih udah memberikan warna beberapa minggu belakangan ini di kehidupan gue. Gue harap lo selalu bahagia, dan maaf atas apapun kesalahan gue yang udah buat lo nangis."
"Gue emang gak pantes buat orang yang sempurna kayak lo."
Deg!
Jantungnya seperti berhenti berdetak setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir
Bara. Ia menatap kecewa kearah Bara yang tengah membuang wajahnya, ia tidak menyangka kalimat itu akan keluar dari bibirnya. Apakah perasaan sebercanda itu untuknya? Mengapa dengan seenak jidat lelaki itu mengklaim dirinya sebagai miliknya, dan sekarang dengan sesuka hatinya ia memutuskan hubungan yang sudah mereka jalani bersama walau tidak bisa dibilang cukup lama? Apakah cowok itu dari awal memang berniat bermain-main dengannya? Seharusnya ia tau dari awal apa niat Bara yang sebenarnya, dan tidak membiarkan hatinya jatuh terlalu dalam dengan pesona dari seorang Albara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Apa yang kalian pikirkan jika Ketua dari sebuah geng besar berpacaran dengan seorang gadis cantik ketua osis di SMA-nya? Memiliki sifat yang berbanding terbalik diantara keduanya. Dia Albara Anggara Pratama, The Leader da...