50.

10.5K 696 170
                                    

Happy Reading😊

*****

Segerombolan laki-laki duduk dibangku penonton dengan kedua kaki yang diluruskan. Terlihat keringat mengalir di seluruh tubuh mereka, menambahkan aura panas dan tampan dari mereka semua.

Melihat kedatangan anggota osis yang membawakan sedus air mineral, dengan cepat mereka mengambilnya satu persatu. Meneguknya dengan kesetanan akibat rasa haus yang menjalar diseluruh rongga tenggorokan mereka.

"Woyy goblok, ngapain lo semua pada ngejar bolanya?! Lo kira ini main futsal apa?!" Teriak Daniel yang merasa kesal melihat cara bermain tim futsal yang sok-sok an ingin mencoba bermain basket. Terlihat Alvaro yang memimpin bola dan para teman-teman timnya yang lainnya, ikut mengejar bola tanpa ada yang menjaga ring rumah mereka.

Seluruh peserta tim basket kini tengah mengistirahatkan tubuh mereka sejenak, dengan sedikit melakukan peregangan pada otot-otot mereka sebelum nantinya akan kembali berlatih hingga malam.

Bara yang menyaksikan permainan didepannya sambil sesekali meneguk air mineral yang ada digenggamannya hanya terkekeh pelan. Maklum saja jika mereka tidak terlalu paham bagaimana cara bermain basket, karena kemampuan mereka berada dipermainan futsal.

Melihat hal itu Bara menjadi semakin yakin jika setiap orang memiliki keunggulan dan kemampuan mereka masing-masing, yang tidak bisa diukur ataupun dibanding-bandingkan dengan orang lain.

"Goblok! Ditendang bolanya." Gumam Arka yang langsung menimbulkan gelak tawa dari mereka yang mendengar dan menyaksikannya langsung.

Bara yang mendengar ucapan Arka pun ikut tertawa kecil, hal yang sangat sederhana tapi mampu menimbulkan sesuatu yang hangat diantara mereka. Bara menegukan sisa airnya dengan mata yang terfokus pada ujung lapangan. Memperlihat seorang gadis yang kini tengah berjalan sambil membawa dua tumpuk dus air mineral ditangannya, sampai-sampai wajahnya tenggelam karena tinggi dus yang hampir menutupi wajahnya.

Seketika saja tatapannya bertemu dengan manik mata teduh milik gadis itu yang terlihat sedikit sayu, dan berbeda dari biasanya. Gadis itu memperlihatkan senyum manisnya kearahnya, dan entah mengapa senyum itu juga terasa sangat berbeda. Wajah pucat gadis itu sangat menggambarkan bahwa dirinya kini sedang tidak baik-baik saja, tapi gadis itu masih saja mampu menampilkan senyum manisnya kearah dirinya yang jelas-jelas sudah sangat sering menyakitinya?

Hatinya tiba-tiba saja bergetar, ada sesuatu hal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Bara segera mengalihkan pandangannya saat merasa ada sesuatu yang bergetar disampingnya. Saat melihat siapa pemilik nomor yang menghubunginya, cepat-cepat Bara meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

Bara hanya diam, menunggu orang diseberang sana bicara kepadanya.

"Apakah aku mengganggu?"

"Ada apa?" Tanya Albara to the point.

"Hmm, aku hanya ingin membeli sate. Apakah kamu masih lama latihannya? Kalau masih lama aku akan membelinya sendiri." Ucap seseorang diseberang sana yang merasa tidak enak karena telah menggangu latihan Bara.

"Gak! Sekarang gue bakal kesana bawa pesanan lo." Ucap Albara cepat, ia tidak bisa membiarkan orang yang kini tengah menghubunginya keluar seorang diri.

"T-tapi aku mau makan ditempatnya langsung."

Bara menghela nafas pelan sebelum akhirnya menjawab. "Lo siap-siap, gue kesana sekarang."

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang