24.

13.2K 795 5
                                    

•••
🦋Sudah Direvisi📝

*****

Entah ada angin dari mana, Bara sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Ini baru jam 06.00 dan ia kini sudah lengkap menggunakan seragam sekolahnya dengan sepatu convers miliknya yang berwarna biru navy.

Hari ini ia sangat semangat untuk pergi ke sekolah, entah mengapa ia sangat ingin bertemu dengan gadis cantik yang akhir-akhir ini memasuki kehidupan dan pikirannya. Padahal 2 hari yang lalu ia sudah bertemu dan menghabiskan waktu bersama seharian. Ia tidak ingin terlalu memusingkan pikirannya, dan dengan cepat ia turun ke bawah untuk ikut sarapan.

"Bara kamu sakit nak? Tumben sekali kamu pagi-pagi udah serapi ini?" Tanya Alice melihat putranya yang kini sudah rapi dengan menggunakan seragam sekolahnya.

Bara memutar bola matanya malas menanggapi ucapan Mamanya. Apakah salah jika dirinya berangkat sepagi ini?

"Good Morning Lea." Ucap Albara sambil mengecup pipi adik tersayangnya.

Ia sangat merindukan adiknya walaupun hanya sehari tidak bertemu, kemarin ia sangat sibuk mengurusi Bengkel miliknya. Jadi ia tidak sempat sekedar bermain dengan Lea.

"Pagi Kak Al." Ucap Alea kesusahan karena mulutnya sedang dipenuhi oleh roti yang gadis itu makan

Bara yang melihat itu gemas sendiri.

Bara mengerutkan keningnya, ini merasa ada yang kurang disini.

"Papa mana Ma?" Tanya Albara karena tidak melihat sosok Papanya. Setaunya Papa nya masih ada dirumah kemarin dan akan tinggal selama beberapa hari di Jakarta.

"Tadi pagi Papa berangkat keluar Kota, ada masalah mendadak sama perusahaannya." Ucap Alice sambil menaruh segelas susu dihadapan Bara.

Bara yang mendengar itu tersenyum kecut, setelah beberapa lama akhirnya Papanya pulang dan sekarang ia sudah pergi lagi? Apakah masalah perusahaan sangatlah serius sampai Papa nya sendiri yang harus turun tangan untuk menanganinya, dan setaunya Papa nya memiliki orang kepercayaan. Dan apa tugas dari orang kepercayaan jika tidak menghandle semua tugas ataupun masalah perusahaan jika Bos nya sedang tidak ada. Sangat mencurigakan bagi Bara. Ia tidak sebodoh itu mengenai urusan perusahaan.

Bara tidak mau menghancurkan mood nya pagi ini, dengan segera ia memakan roti selai coklat yang ada didepannya dan meminum susu yang dibuatkan oleh Mamanya.

"Tumben sekali kamu berangkat sepagi ini?" Tanya Alice menatap putranya yang ingin mengambil tas sekolahnya.

"Kamu gak lagi buat ulah kan?" Selidik Alice, karena tidak biasanya putranya itu akan berangkat sepagi ini.

"Bara berangkat pagi salah berangkat siang juga salah." Ucap Albara kesal, ia merasa selalu salah dimata Mamanya.

"Ya gak gitu, Mama kan cuma takut kamu buat masalah lagi." Ucap Alice sambil tersenyum melihat perubahaan dari putranya.

"Bara gak pernah nyari masalah duluan kalo gaada yang nyari masalah sama Bara, Ma."

"Yaudah kamu hati-hati dijalan." Ucap Alice sambil mengelus pelan bahu putranya. Ia sangat percaya kepada putranya.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang