18.

14K 838 13
                                    

•••
🦋Sudah Direvisi📝

*****

"Cepet naik." Ucap Albara setelah melihat Reytina sudah ada didepannya.

Qanza dan Amanda terkejut mendengar ucapan dari Bara.

"Lo mau bawa sahabat gue kemana?" Tanya Qanza mengintimidasi.

Amanda hanya diam, ia sangat terkejut atas apa yang terjadi didepannya.

"Gue pacarnya, jadi wajar gue nganterin dia pulang." Ucap Albara dingin.

Reytina yang mendengar itu menutup matanya erat, ia tidak ingin melihat ekspresi dari kedua sahabatnya. Sudah ia duga Bara akan bicara seperti ini.

Qanza dan Amanda menatap kearah Reytina tidak percaya. Reytina membuka matanya, dan ia dapat melihat tatapan tidak percaya dari kedua sahabatnya. Pastinya sahabat-sahabat nya itu akan menuntut penjelasan sekarang.

"Ceritanya panjang, nanti gue jelasin." Ucap Reytina yang mengerti arti tatapan sahabatnya.

"Oke gue ijinin lo bawa sahabat gue." Jika sudah begini Qanza tidak bisa berbuat apa-apa. Ia cukup syok mendengar kenyataan didepannya ini, pasalnya ia tahu bahwa Bara bukan lah tipe dari sahabatnya. Dan ia tau bahwa Bara tidak pernah dekat ataupun berpacaran dengan seorang gadis selama ini. Tapi kenyataan didepannya cukup membuatnya tidak percaya.

"Tapi awas aja sahabat gue sampai kenapa-napa." Ancam Qanza penuh penekanan.

"Gue bakal jagain sahabat lo." Ucap Albara datar.

"Naik." Suruh Albara.

Reytina pun mengikuti perintah Albara, ia menaiki motor besar itu dengan bantuan Bara tentunya. Dengan segera Bara melajukan motornya keluar dari gerbang sekolah.

Banyak pasang mata yang melihat kearah Bara dan Reytina, dan ada juga yang mengambil gambar mereka berdua yang pastinya nanti akan tersebar luas ke seluruh penjuru SMA Angkasa. Mereka terkejut melihat seorang Albara yang sangat anti dengan gadis, sekarang tengah membonceng seorang gadis, apalagi gadis itu adalah Ketua Osis SMA Angkasa.

"Gila-gila gue masih gak percaya apa yang terjadi." Ucap Amanda yang tidak bisa berkata apapun mengenai kejadian yang terjadi didepannya. Amanda juga tidak kalah syoknya dengan Qanza. Amanda yang biasanya selalu heboh mengenai apapun kini tidak bisa berkata apapun.

"Gue curiga kenapa mereka bisa pacar." Ucap Qanza sebelum meninggalkan Amanda disana.

"Za gue jangan ditinggal dong, kan gue nebeng ke lo." Ucap Amanda sambil berlari menyusul Qanza.

"H-heh lo jalan cepet banget." Ucap Amanda ngos-ngosan karena mengejar Qanza yang kini sudah berada didepan mobil miliknya.

Qanza yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.
"Cepet naik atau gue tinggal." Ucap Qanza tajam.

Amanda yang mendengar itu dengan cepat membuka pintu mobil Qanza lalu duduk dikursi mobil sebelah Qanza.

Qanza yang melihat itu segera melajukan mobilnya keluar dari gerbang sekolah.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang