48.

8.1K 546 48
                                    

"ℍ𝕚𝕕𝕦𝕡 𝕥𝕚𝕕𝕒𝕜 𝕤𝕖𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕥𝕖𝕟𝕥𝕒𝕟𝕘 𝕒𝕡𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘 𝕜𝕒𝕥𝕒𝕜𝕒𝕟."

•••

Happy Reading😊

*****

Seorang gadis duduk dibangku penumpang dengan tatapan kosong yang menatap kearah samping, membuang wajahnya agar tidak bersitatap dengan seseorang yang tengah duduk disampingnya. Keadaan didalam mobil sangat mencekam akibat seorang lelaki yang kini tengah duduk dibangku pengemudi menatapnya dengan tatapan penuh intimidasi.

Saat keluar dari tempat itu, ia memutuskan untuk menyusuri gelapnya jalan, menghirup angin malam dengan penampilannya yang sangat berantakan. Tapi langkahnya harus terhenti akibat mulutnya didekap oleh seseorang dan kini dirinya harus berakhir didalam mobil, dengan tangan yang terus ia remas untuk menahan segala kecemasan yang mulai menghantam kepalanya.

Reytina terus berusaha menarik pintu mobil, padahal ia tau bahwa usahanya itu hanyalah sia-sia belaka. Karena lelaki yang duduk disampingnya mengunci semua akses untuk dirinya keluar dari dalam mobil.

"Teruslah berusaha Queen, aku tidak akan membiarkanmu keluar sebelum kau menjelaskan semuanya." Ucap lelaki itu penuh dengan penekanan. Saat sedang marah lelaki itu akan bicara sangat formal dari biasanya.

"Aku hanya ingin pulang—dan tidak ada yang perlu dijelaskan." Ucap Reytina yang terus menatap keluar jendela, mencari cara agar dirinya bisa keluar dari dalam mobil tanpa harus diintrograsi layaknya seorang penjahat.

"Permintaanmu akan terkabulkan, setelah kau menjelaskan semuanya—oh kau tak perlu menjelaskannya secara detail karena aku sudah tau semuanya. Tapi aku ingin mendengarkannya langsung dari kau, Queen." Ucap Renoard dengan kedua tangan yang menggulung lengan kemeja putih yang melekat ditubuh atletisnya.

Reytina yang mendengar itu dengan cepat menatap kearah Reno, apa yang kakaknya itu ketahui? Jangan sampai Reno sampai tau masalahnya dengan Bara, karena jika sampai itu terjadi kakaknya akan memisahkan dirinya dengan Bara.

Reno terkekeh pelan dengan wajah merah padam menahan amarah karena adiknya itu tidak kunjung menjawab pertanyaannya. "Jangan kaget seperti itu Queen, kakak hanya ingin tau apa yang menyebabkan jiwa iblis yang ada didalam dirimu bangkit setelah sekian lama tertidur dengan nyenyak."

"Tidak ada yang perlu diketahui, aku sudah besar dan bisa membereskan semuanya sendiri. Yang aku ingin hanyalah pindah sekolah." Ucap Reytina, dirinya sudah sangat lelah hari ini. Ditambah kakaknya yang bertingkah sangat overprotektif kepadanya—oh itu membuat kepalanya berdenyut sakit.

"Really honey? Jika kau bisa membereskan semuanya, lalu kenapa kau bisa terjerat ke dunia gelap seperti itu? Dan kenapa setelah berbuat seperti itu kau malah ingin kabur dengan cara pindah sekolah? Hanya seorang pengecut yang melakukan hal seperti itu." Ucap Renoard dengan tangan yang menggenggam erat stir mobil.

"Aku hanya tidak ingin hidup dengan bayang-bayang masa lalu—,"

"Itu hanya ketakutan mu Queen, jangan biarkan ketakutan menguasai dirimu. Kau pintar, tapi tidak sepintar yang kakak bayangkan. Sudah saatnya kau bangkit dari ketakutan mu, sekarang kau tidak sendirian, ada kakak yang akan selalu bersamamu." Potong Renoard dengan cepat.

Reytina diam—hanya diam, itu tidak tau harus menanggapi ucapan kakaknya dengan apa. Apakah ini memang saatnya ia menjadi dirinya sendiri, tanpa harus bersandiwara menjadi gadis yang polos dan lugu? Percayalah bersandiwara sangatlah melelahkah, apalagi beberapa kali dirinya harus menekan dan menahan saat sisi gelapnya ingin menguasi dirinya disaat ada seseorang yang berani mengusik ketenangannya.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang