51.

8.3K 693 260
                                    

Holla guys👋

Ada yg kangen gak? Yuk absen dulu siapa yang seneng liat cerita Albara Update lagi.

Oh ya, chapter ini lumayan panjang. Jadi semoga bisa mengobati rasa kangen dan penasaran kalian ya.

Happy Reading😊

_____________________________

Setelah kepergian Pak Adam, para peserta tim basket yang terpilih bertanding di pertandingan tahun ini memutuskan untuk berunding—membahas peraturan-peraturan yang harus mereka taati saat pertandingan nanti.

Bara yang juga ikut berdiri diantara mereka, hanya diam dan menatap tidak selera dengan apa yang sedang mereka perbincangkan. Raganya memang ada disana, tetapi seluruh pikirannya berkelana kemana-mana dan berpusat kepada hal lain.

Ia memantul-mantulkan bola basket yang ada di genggamannya sambil menatap kosong kearah depan. Seharusnya dirinya tidak boleh bersikap seperti ini, mengingat pertandingan hari ini bukanlah pertandingan biasa yang bisa dijadikan sebagai lelucon. Pertandingan ini adalah pertandingan yang sangat di tunggu-tunggu tiap tahunnya. Pertandingan yang diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan juga menilai kemampuan dari para siswa dalam bidang olahraga.

Mereka yang terpilih untuk menjadi perwakilan sekolah dalam pertandingan tahun ini, pastinya sangatlah beruntung. Karena tidak sembarang orang bisa lolos dalam seleksi yang diadakan sangat ketat, untuk mendapatkan seorang siswa yang benar-benar serius dan mampu dipercaya akan membawa nama sekolah semakin melambung tinggi. Dan perlombaan tahunan ini khusus diadakan untuk para siswa kelas 11.

"Woy! Ngapa lo hah? Diem-diem bae mulu dari tadi." Tegur Daniel yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Bara yang sangat datar dengan rahang yang menegang, dan ditambah sorot matanya yang berubah tajam.

Bara melirik sekilas kearah Daniel, sebelum akhirnya melempar bola basket yang ada ditangannya kearah samping dengan sangat kasar.

"Gue titip Alexa."

Satu kalimat yang terucap dari bibir Bara, sebelum akhirnya lelaki itu melangkahkan kakinya keluar meninggalkan lapangan basket.

Melihat Bara yang meninggalkan lapangan begitu saja tanpa alasan apapun, menimbulkan sebuah tanda tanya besar dan rasa khawatir dari mereka—khawatir jika nantinya Bara tidak kembali lagi ke lapangan, dan mengundurukan diri dari pertandingan yang sebentar lagi akan segera dibuka dan dimulai.

"Udah kalian tenang aja, Bara pasti bakal balik lagi. Biarin dia nenangin diri dulu." Ucap Arka menenangkan saat melihat raut wajah cemas dari mereka semua, terutama Andi sang kapten basket SMA Angkasa, yang ditugaskan Pak Adam untuk memastikan semuanya berjalan lancar tanpa kendala apapun. Karena tanpa Bara, tim mereka tidak akan terasa lengkap.

Sedangkan disisi lain, seorang lelaki mengacak rambutnya gusar karena masih belum menemukan seseorang yang ia cari. Lelaki itu terus berlari disepanjang koridor kelas 11, dan mengecek satu-satu kelas yang ia lewati.

"Arghh! Kemana gadis itu pergi?" Gumam Albara.

Ia harus menemukan gadis itu secepatnya, dan entah apa yang akan ia lakukan selanjutnya jika sudah berhasil menemukan Reytina. Intinya yang ia inginkan hanyalah menemukan keberadaan gadis itu.

Kali ini ia mengalah—mengalah dengan membiarkan hatinya bertindak dan menguasi dirinya. Gadis itu bagaikan magnet yang mampu menarik hatinya dan menghancurkan seluruh benteng pertahanannya yang sejak awal sudah ia bangun untuk membatasi dirinya dengan gadis itu.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang