Kita selalu memiliki seribu alasan untuk bertahan dan kembali, pada seseorang yang telah menyakiti kita.
—Reytina Queen Amberly
____________________________
"Hati gue rusak, Bara. Dan, gak lama lagi gue akan mati."
Deg.
Setelah mengucapkan itu, keheningan menyelimuti mereka berdua—hanya ada suara air hujan dan gemuruh yang menghiasi langit sore yang semakin gelap. Jantung Bara seolah berhenti berdetak, dirinya terdiam mematung—mencoba mencerna setiap kata yang telah diucapkan oleh Reytina.
Namun, detik berikutnya kekehan kecil keluar dari bibir Bara.
"Lo pasti bercanda kan? Kalau iya, bercanda lo sama sekali gak lucu."
"Apa sekarang ini, gue terlihat sedang bercanda, Bara?"
"Gue perempuan penyakitan Bara, gue perempuan penyakitan!"
"Hidup gue gak akan bertahan lebih lama lagi. Dan setelah mengetahui semuanya, apakah lo masih tetap ingin bersama perempuan penyakitan seperti gue? Perempuan yang akan selalu menyusahkan hidup lo."
"Katakan bahwa semua ini bohong, Reytina!" Teriak Albara, sambil mengoyangkan bahu Reytina. Hatinya bergemuruh menahan gejolak rasa sakit yang menjalar di dalam sana.
"Gue gak bohong Bara—gue gak bohong."
"Apa hal ini yang menyebabkan lo, menjauhi gue? Kenapa Reytina?"
"Karena gue gak ingin lo sedih, jika nanti waktu gue telah habis. Gue gak mau nyusahin lo, gue ingin ngelihat lo bahagia. Tapi bahagia, bukan bersama perempuan penyakitan kayak gue ini."
Mendengar itu, Bara kembali membawa tubuh Reytina ke dalam dekapannya. Air matanya perlahan luruh, namun berhasil ia sembunyikan lewat tetesan air hujan yang membasahi wajahnya.
"Permainan takdir apalagi yang sedang Tuhan mainkan saat ini? Jangan pernah menganggap diri lo berbeda, dengan perempuan-perempuan lain diluaran sana. Lo tetap sempurna di mata gue—bagaimana pun keadaan lo saat ini. Jangan pernah menganggap bahwa gue akan pergi ninggalin lo, setelah mengetahui semua hal ini. Perempuan yang bisa buat gue bahagia, hanya lo seorang."
"Kita akan lewati ini semua bersama-sama. Gue yakin lo pasti akan sembuh." Ucap Albara, menangkup kedua pipi Reytina—kemudian mengecup kening gadis itu lama.
"Lo mau kan, melewati semua ini bersama gue?" Tanya Albara, setelah menjauhkan wajahnya dari wajah Reytina.
Reytina mengerjapkan matanya yang terkena air hujan, sebelum akhirnya mengangguk.
"Tapi sebelum itu, lo harus berjanji untuk tidak menyembunyikan hal apapun lagi dari gue. Gue akan selalu ada untuk lo, gue selalu siap mendengarkan keluh kesah yang sedang lo hadapi. Gue mau kita saling terbuka dan saling percaya satu sama lain."
Mendengar itu, Reytina menganggukan kepalanya. Ia akan memberikan kesempatan kedua untuk Bara. Ia akan memperjuangkan kembali cintanya. Ia ingin bahagia di sisa-sisa terakhir hidupnya.
"Gue janji Bara."
Bara tersenyum bahagia mendengar itu. "Gue akan segera carikan dokter terbaik, untuk menyembuhkan penyakit lo itu. Lo harus kuat, gue yakin lo gak akan mudah menyerah untuk melawan penyakit itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA [ON GOING]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Apa yang kalian pikirkan jika Ketua dari sebuah geng besar berpacaran dengan seorang gadis cantik ketua osis di SMA-nya? Memiliki sifat yang berbanding terbalik diantara keduanya. Dia Albara Anggara Pratama, The Leader da...