46.

8K 541 68
                                    

"𝕄𝕖𝕟𝕘𝕖𝕟𝕒𝕝𝕞𝕦 𝕒𝕕𝕒𝕝𝕒𝕙 𝕤𝕖𝕓𝕦𝕒𝕙 𝕣𝕒𝕔𝕦𝕟 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕞𝕒𝕞𝕡𝕦 𝕞𝕖𝕟𝕖𝕟𝕘𝕘𝕖𝕝𝕒𝕞𝕜𝕒𝕟 𝕜𝕦 𝕜𝕒𝕡𝕒𝕟 𝕤𝕒𝕛𝕒."

•••

Happy Reading😊

*****

Setelah selesai mengobati luka mereka masing-masing. Kedua lelaki tersebut memutuskan untuk kembali ke sekolah. Alvaro sebenarnya sangat malas untuk kembali ke sekolah setelah melihat kondisi dari wajahnya sekarang. Tapi karena paksaan dan pencerahan yang diberikan Arka untuknya mampu membuat dirinya bertobat walaupun untuk hari ini saja.

Saat tengah berjalan dikoridor sekolah yang mengarah ke kelas mereka. Manik mata tajam milik Arka menangkap pergerakan dari dua orang gadis yang tidak asing baginya tengah berlari dengan tergesa-gesa. Wajah cemas dan takut sangat tercetak dikedua wajah mereka.

"Ehh-ehh pada kemana mereka? Dikejar setan? Tapi mana ada setan di siang bolong kayak gini." Tanya Alvaro yang juga melihat pergerakan dari kedua gadis tersebut.

"Goblok! Cepet ikutin mereka!" Perintah Arka yang kini sudah melangkahkan kakinya untuk menyusul kedua gadis itu. Ia takut ada sesuatu hal yang terjadi pada Reytina. Bukan ada maksud apa Arka mengkhawatirkan Reytina, hanya saja mengingat kondisi Bara yang sekarang, sebisa mungkin dirinya akan selalu menjaga dan mengawasi gadis itu untuk Bara tentunya. Walaupun ia tau sikap Bara terhadap Reytina sudah kelewat batas, tapi ia yakin jika keduanya memiliki ikatan cinta yang kuat sebesar apapun Bara melupakan gadis itu, pasti akan ada waktunya hati Bara bergetar jika berdekatan dengan Reytina.

Alvaro dan Arka menghentikan langkahnya saat sudah sampai didepan kelas kedua gadis tersebut. Entah mengapa dirinya mau-mau saja menuruti perintah Arka untuk mengikuti kedua gadis yang menurutnya sejak awal sangatlah merepotkan.

Ia mengerutkan keningnya saat melihat kerumunan yang terjadi didalam kelas sampai-sampai menutupi kaca kelas Reytina.

Apa ada perkelahian didalam sana? Jika benar ia tidak boleh melewatkan hal itu.

Alavaro mengedarkan pandangannya saat tidak lagi melihat keberadaan Arka disampingnya. Ia menggeram kesal saat melihat tubuh sahabatnya itu kini sudah membelah kerumuman didepan pintu kelas yang di tutupi oleh tubuh murid yang memang jumlahnya tidak seberapa itu.

Alvaro berdiri tepat disamping Arka dengan mata yang terbelalak kaget melihat adegan didepannya. Alvaro membuka mulutnya lalu mengatupkannya lagi, bingung serta tidak percaya dengan apa yang ia lihat didepan matanya sekarang.

"REY LO GILA HAH?!" Teriak Amanda yang terkejut melihat sahabatnya yang kini sudah hilang kontrol.

"Rey berhenti atau lo bakal nyesel nantinya." Peringat Qanza yang kini sudah menarik tubuh Reytina yang masih enggan bangkit dari atas tubuh Maura. Wajah gadis itu masih menyeringai dan menampilkan senyum iblisnya kearah Maura, menulikan telinganya dan menganggap kelas ini hanya ada dirinha dan Maura saja.

Mata Qanza tertuju pada pisau yang kini tengah berada ditangan Reytina, dengan gerak cepat Qanza merampas pisau itu sebelum nanti Reytina semakin kehilangan akal dan berbuat hal yang tidak pernah terbayangkan dipikirannya.

Arka dan Alvaro yang melihat kedua gadis itu yang kesusahan memisahkan tubuh Reytina pun akhirnya memutuskan untuk ikut turun tangan. Arka memerintahkan Amanda dan Qanza untuk menyingkir. Alvaro memegang tangan Reytina yang hendak kembali melayangkan pukulan pada wajah Maura, dan Arka menarik tubuh gadis itu dari belakang. Rasanya seluruh kekuatan Reytina keluar disaat seperti ini, sehingga sangat sulit dipisahkan.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang