52.

8.1K 755 274
                                    

"𝕂𝕚𝕥𝕒 𝕥𝕖𝕣𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕣𝕦𝕞𝕚𝕥 𝕦𝕟𝕥𝕦𝕜 𝕜𝕖𝕞𝕓𝕒𝕝𝕚 𝕓𝕖𝕣𝕤𝕒𝕞𝕒.
𝕊𝕖𝕓𝕒𝕓 '𝕜𝕚𝕥𝕒' 𝕙𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕒𝕕𝕒 𝕕𝕚 𝕞𝕒𝕤𝕒 𝕝𝕒𝕝𝕦, 𝕕𝕒𝕟 '𝕒𝕟𝕥𝕒𝕣𝕜𝕚𝕥𝕒' 𝕥𝕒𝕜 𝕞𝕦𝕟𝕘𝕜𝕚𝕟 𝕒𝕕𝕒 𝕝𝕒𝕟𝕛𝕦𝕥𝕒𝕟 𝕔𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒.
𝔸𝕜𝕦 𝕙𝕒𝕣𝕒𝕡 𝕤𝕖𝕥𝕖𝕝𝕒𝕙 𝕜𝕖𝕡𝕖𝕣𝕘𝕚𝕒𝕟𝕜𝕦 𝕙𝕒𝕣𝕚 𝕚𝕟𝕚, 𝕒𝕜𝕒𝕟 𝕞𝕖𝕟𝕘𝕖𝕞𝕓𝕒𝕝𝕚𝕜𝕒𝕟 𝕒𝕡𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕣𝕦𝕞𝕚𝕥.
ℙ𝕖𝕤𝕒𝕟 𝕜𝕦 𝕙𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕤𝕒𝕥𝕦, 𝕓𝕖𝕣𝕓𝕒𝕙𝕒𝕘𝕚𝕒𝕝𝕒𝕙 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕡𝕖𝕣𝕖𝕞𝕡𝕦𝕒𝕟 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕜𝕒𝕦 𝕔𝕚𝕟𝕥𝕒𝕚. 𝕂𝕒𝕣𝕖𝕟𝕒 𝕙𝕒𝕝 𝕚𝕥𝕦 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕒𝕜𝕒𝕟 𝕞𝕖𝕟𝕛𝕒𝕕𝕚 𝕒𝕝𝕒𝕤𝕒𝕟 𝕜𝕦 𝕦𝕟𝕥𝕦𝕜 𝕓𝕒𝕙𝕒𝕘𝕚𝕒."

•••

Happy Reading🤗

_____________________________

Reytina yang baru saja keluar dari ruang perpustakaan untuk mengambil beberapa berkas yang dibutuhkan oleh Pak Herman—seketika saja memelankan langkah kakinya, saat dirinya tidak sengaja mendengarkan suara berisik dari arah depan sekolah.

"Tolong!"

Mendengar suara teriakan itu semakin menguatkan kecurigaannya, bahwa pasti adanya kejanggalan disana. Reytina pun akhirnya memilih jalan melewati koridor depan untuk sampai ke ruang guru, agar dapat memastikan apakah semuanya disana baik-baik saja atau malah sebaliknya. Dan jika benar adanya bahaya, ia harus segera menyelesaikannya agar tidak terjadi kendala yang dapat menghambat jalannya acara hari ini.

Reytina seketika menjatuhkan semua berkas yang ada ditangannya, dan berlari menyusul dua orang lelaki yang tengah menyeret kasar tubuh seorang perempuan yang terlihat sudah tidak sadarkan diri lagi.

Ia sangat tau betul siapa perempuan itu—namun dimana keberadaan Bara yang biasanya akan selalu berada disisi perempuan itu kemanapun dia pergi?

Reytina tersenyum miris saat mengingat semua hal tentang Bara. Tapi saat ini, ia sedang berusaha mencoba belajar untuk mengikhlaskan—dan jangan sampai ia membiarkan perempuan itu berada didalam bahaya dengan tidak menolongnya, hanya karena keegoisan dan kecemburuannya yang tiba-tiba hadir saat melihat wajah perempuan itu.

Jika perempuan itu adalah kebahagiaan Bara, maka sebisa mungkin ia akan menjaganya dengan berusaha menyelamatkannya hari ini.

"Sial!" Umpat Reytina saat merasa dirinya telah kehilangan jejak.

Reytina tidak akan mudah menyerah begitu saja, sebelum berhasil menemukan kedua lelaki itu yang sudah berani menyusup ke dalam sekolahnya. Mata tajamnya terus menyusuri setiap sudut, tempat yang berada diluar area sekolah—mengamati satu persatu gang kecil yang mungkin digunakan untuk mereka sebagai tempat persembunyian. Karena sangat mustahil bagi mereka pergi dari tempat ini dengan sangat cepat.

Sreet!

Reytina dengan sigap menolehkan kepalanya kearah samping, saat ekor matanya berhasil menangkap sebuah pergerakan dan mendengar suara ranting yang seperti diinjak oleh seseorang.

Namun nyatanya nihil, ia tidak melihat siapapun disana. Reytina memundurkan langkahnya, sedikit demi sedikit dengan mata yang terus menyusuri setiap tempat dan tubuh yang telah memasang sinyal siaga.

Ia memutuskan untuk menghentikan pergerakannya sejenak, dengan tangan yang ia gunakan untuk menggapai sesuatu dari balik kantong seragamnya—saat dirinya kembali mendengar adanya sebuah pergerakan di belakang tubuhnya.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang