28.

13.2K 803 7
                                    

•••
🦋Sudah Direvisi📝

*****

"Lo gue anterin pulang, atau lo nginep disini?" Putus Albara. Ia yakin bahwa gadis ini akan memilih untuk ia antarkan pulang saja. Oh ayolah! Ia tidak selemah itu sampai tidak bisa menyetir dalam keadaan sakit. Ia sudah terbiasa mengendarai kendaraan meski keadaannya darurat sekalipun.

"Lo gila!" Ucap Reytina tak habis pikir dengan tawaran yang cowok itu berikan.

"Itu terserah lo." Ucap Albara sambil mengedikan bahunya. Tangannya kini sudah beralih pada remote TV.

Reytina bingung harus memberi keputusan seperti apa sekarang, ia tidak boleh egois membiarkan Bara menyetir dalam keadaannya yang seperti sekarang ini. Tapi ia juga tidak bisa menginap di apartement Bara.

Ya tuhan, ia harus bagaimana sekarang.

Reytina menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya memberikan keputusan yang sudah ia pikirkan matang-matang, keputusan yang mungkin tidak akan merugikan siapapun. Semoga saja keputusan yang ia ambil kali ini tidak salah.

"Oke gue—," Jeda Reytina.

Bara menunggu kelanjutan jawaban atas pilihan yang ia berikan kepada gadis cantik didepannya.

Reytina memejamkan matanya sebelum menjawab.
"G-gue nginep disini." Putus Reytina sambil menghembuskan nafas kasar.

Bara terkejut mendengar keputusan yang keluar dari mulut Reytina. Dugaannya kali ini sangatlah salah, ia menduga bahwa gadis didepannya akan lebih memilih untuk diantarkan pulang saja. Namun nyatanya? Ahh! Gadis ini memang sangat sulit ditebak.

"Lo yakin?" Tanya Albara memastikan, ia tidak pernah membawa seorang perempuan berkunjung ke apartementnya kecuali keluarganya sendiri apalagi sampai menginap seperti yang akan dilakukan Reytina.

"Kenapa lo kaget? Lo gak bakal macem-macemin gue kan?" Selidik Reytina yang merasa curiga.

"Cuman satu macem doang." Gumam Albara yang mampu didengar oleh Reytina.

Mendengar itu Reytina melototkan matanya dan sedikit menjauh dari tubuh Bara.

Bara yang melihat itu tertawa pelan.
"Makanya sekarang lo pulang, gue anterin." Ucap Albara yang masih mencoba membujuk gadis itu untuk ia antarkan pulang.

Reytina menggelengkan kepalanya, ia yakin Bara tidak akan melakukan apapun yang tidak pantas mereka lakukan.

"Gue gak bisa egois ngebiarin lo nyetir dengan keadaan lo yang seperti ini." Ucap Reytina. Sebenarnya ini adalah keputusan yang sangat berat baginya. Apa yang akan ia katakan pada Bunda-nya nanti? Ia terus memutarkan otaknya mencoba mencari cara bagaimana ia harus mengatakan kepada Bunda-nya kalo malam ini ia tidak pulang ke rumah. Ia pastinya tidak akan jujur jika ia menginap di apartement Bara. Dan akhirnya ide muncul didalam otak cerdasnya.

••••

"Ihh Bara gue gak mau!" Tolak Reytina sambil tangannya dilipat didepan dada.

"Trus lo maunya apa?" Tanya Albara yang sudah jengah dengan penolakan yang sedari tadi gadis itu lontarkan.

"Lo tidur di ranjang lo atau gue pulang sendiri sekarang." Ancam gadis itu.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang