04.

23.9K 1.2K 11
                                    

"𝕂𝕖𝕓𝕖𝕣𝕤𝕒𝕞𝕒𝕒𝕟 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕦𝕥𝕒𝕞𝕒 𝕕𝕒𝕟 𝕡𝕖𝕣𝕤𝕒𝕥𝕦𝕒𝕟 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕥𝕖𝕘𝕦𝕙."
~Xarvanos~

_____________________________

Happy Reading😊

_____________________________

Setelah selesai melaksanakan hukuman yang diberikan oleh gadis sialan itu, Bara membanting sebuah kantong plastik berwarna hitam yang ia gunakan untuk mengumpulkan semua dedaunan dan sampah yang berserakan disana. Rasanya harga dirinya sudah sangat dijatuhkan oleh gadis itu—dirinya yang tidak pernah tunduk ataupun patuh oleh peraturan apapun, kini harus melakukannya hanya karena ancaman sialan itu. Bukan sebuah ancaman melainkan sebuah pembuktian bahwa dirinya bukanlah lelaki seperti apa yang dikatakan oleh gadis itu, karena seorang ketua dari geng besar yang sangat ditakuti bernama 'Xarvanos' tidak pernah takut dengan yang namanya ancaman.

Tapi kenapa dirinya harus repot-repot memikirkan bagaimana pemikiran gadis itu terhadapnya?

Dengan cepat ia melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu—meninggalkan gadis itu yang kini tengah menatap tajam kearahnya karena beberapa dedaunan yang sudah berhasil ia kumpulkan kini kembali berterbangan dan berjatuhan diatas tanah.

Itu bukan urusannya lagi, lebih baik ia segera pergi dari hadapan gadis itu sebelum nantinya emosinya akan kembali terpancing jika gadis itu kembali beradu argument dengannya.

Reytina menatap tidak percaya kepergian lelaki itu yang pergi tanpa izin darinya.

Dasar lelaki tidak tau diri.

Tanpa ambil pusing, Reytina melangkahkan kakinya menuju bangku panjang yang ada disana. Mendudukan tubuhnya sambil kembali menikmati sejuknya angin dan menonton indahnya ranting pohon yang bergoyang akibat angin yang menerpanya.

Sikap nakal dan penampilan urakan Bara mengingatkan dirinya kepada seseorang—seseorang yang pernah hadir dimasa lalunya dan memberikan sedikit warna dihidupnya.

Rahangnya mulai menegang saat ingatan tentang masa lalunya kembali muncul dibenaknya. Masa lalu yang biasanya akan banyak orang kenang, tapi itu tidak berlaku untuknya.

Reytina segera menggelengkan kepalanya saat pikiran negatif mulai menguasi dirinya. Ia menghirup dalam-dalam udara segar, mendinginkan pikiran dan rongga dadanya yang mulai terbakar oleh sesuatu hal.

Reytina segera bangkit dari duduknya saat bel pertanda sekolah akan ditutup mulai terdengar ditelinganya. Ia merapikan sedikit rok seragamnya sebelum akhirnya beranjak pergi dari taman belakang sekolah.

Sesampainya dikelas, matanya menangkap keadaan kelas yang sudah mulai sepi. Hanya tersisa kedua sahabatnya dan beberapa teman-temannya yang akan melakukan kegiatan dijam pulang sekolah, seperti ekstrakulikuler dan kegiatan osis yang sudah mulai diselenggarakan hari ini.

Ia melangkahkan kakinya menuju dimana letak bangkunya berada, lalu segera mendudukan tubuhnya disana dan menelungkupkan wajahnya dilipatan tangannya.

"Disuruh ngapain aja sama Pak Herman?" Tanya Amanda yang tersadar akan kehadiran sahabatnya itu kembali kedalam kelas.

"Rey, jadi kan hari ini?" Tanya Qanza kepada Reytina. Hari ini Reytina mengumumkan kepada seluruh anggota inti osis untuk mengikuti rapat awal semester yang akan membahas beberapa hal mengenai peraturan sekolah yang mungkin beberapa aspek akan ditambahkan, sesuai perintah dan keinginan dari Bapak Kepsek SMA Angkasa.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang