07.

18.6K 1.1K 13
                                    

Happy Reading😊

_____________________________

"Bara!!" Teriak Reytina saat melihat tubuh Bara yang mulai dipukuli oleh beberapa orang—dan lelaki itu yang terus berusaha untuk menangkis dan mulai memberi pukulan balik kearah lawannya.

Tangan Reytina terkepal kuat dikedua sisi dengan rahang yang mulai menegang saat melihat pengeroyokan didepannya.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Tidak mungkin ia membiarkan Bara melawan sepuluh orang sekaligus, walaupun ia sangat tau jika kekuatan dan cara bertarung lelaki itu tidak bisa diremehkan. Tapi pengeroyokan juga tidak bisa dibenarkan, dan dibiarkan begitu saja.

Bughh...

Tubuh Bara terhuyung ke depan dan berakhir terjatuh dibawah kaki Arga, saat kedua anak buah Arga memukul punggung dan tengkuk lehernya secara bersamaan.

Matanya menatap tajam kearah Arga yang kini tengah berdiri tepat didepannya—dengan senyuman penuh kemenangan yang tercetak jelas diwajahnya.

Api semakin berkobar dikedua matanya saat melihat ketiga anak buah Arga yang mulai menghampiri keberadaan Reytina. Inilah yang sejak awal ia takutkan—ia yang selalu enggan untuk berdekatan dengan seorang perempuan, karena takut jika perempuan yang berada didekatnya akan terkena bahaya jika masuk ke dalam kehidupannya. Disamping itu, ia juga sangat takut jika nantinya perempuan akan menjadi kelemahan terbesarnya.

Dengan gerakan pelan, Bara mulai bangkit dengan sisa tenaga yang ia miliki, mengusap darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya dengan kasar dan melangkahkan kakinya mendekat kearah Arga.

Bugh...

"Perintahin anak buah lo untuk berhenti disana...atau lo semua akan habis hari ini." Ucap Albara sarkas, sambil sesekali matanya terus mengawasi Reytina yang sedang berdiri diujung sana.

"Hhh, itu gak akan mungkin terjadi Bara. Hari ini—tepat dilokasi ini, akan gue pastikan lo habis ditangan gue. Dan perempuan itu akan menjadi milik gue."

Bughh...

Bughh...

Kepalanya seketika terbakar oleh api amarah, nafasnya memburu—dan dengan gerak cepat Bara kembali memberikan serangan secara membabi buta kearah Arga. Kini pertarungan antara kedua ketua geng besar tidak bisa terelakan lagi.

Reytina semakin memundurkan langkahnya, saat melihat tiga orang lelaki kini sedang berjalan mendekat kearahnya. Ia mengedarkan pandangannya—mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melawan dan menyerang ketiga lelaki itu.

Reytina sedikit menjinjitkan kakinya untuk dapat meraih sebuah ranting pohon yang sudah bergelantungan diatasnya. Setelah mendapatkannya, ia menundukan sedikit tubuhnya dengan sebelah tangan yang ia gunakan untuk mengambil sesuatu dibawah sana. Menggengamnya dengan sangat erat, dan memastikannya agar tetap berada ditelapak tangannya.

Reytina menatap tajam ketiga lelaki yang kini sudah berdiri dihadapannya.

"Mau apa lo hah?! Cuma berani sama perempuan? Cih, banci—sekarang rasakan ini." Ucap Reytina sambil melemparkan pasir yang berhasil ia ambil, tepat kearah ketiga mata lelaki itu.

ALBARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang