#12

5K 377 2
                                    


hepi riding en vote nya... :)

please.., huhu




Masa kritis Rizal berlalu, Rani setia menunggu di samping brankar Rizal hingga terlelap. Tangannya menggenggam erat tangan kiri Rizal. Sedang ustadz Febri duduk di samping kanan Rizal

"ouh.."

"Zal?"

Dengan cepat ustadz Febri menekan tombol panggilan dokter.

"dok pelan-pelan ya" pinta ustadz Febri

Dokter mengangguk paham

"jangan keras keras juga dok" timpal ustadz Febri menatap Rani

Dokter itu tertawa kecil pun sama dengan Rizal

Usai memeriksa dokter dan satu suster itu pun keluar kamar. 

"udah lama?" tanya Rizal

"lumayan, ampek ketiduran beigtu"

Rizal terkekeh pelan

"nangis kejer tadi dia. Bingung gue mau nenanginnya gimana" curhat ustadz Febri

"yaelah Feb tinggal di cup-cup"

"ya kan gue canggung Zal"

Rizal kembali tertawa. Mengingat temannya itu memang menjaga jarak dengan perempuan

"trus tadi diemnya gimana? setahu gue dia kalo udah nangis susah dieminnya"

"oh itu...em tadi gue.."

Rizal menatap ustadz Febri lekat. Seakan menuntut jawaban

"gue peluk Zal, sori" 

"wah gila lo meluk-meluk adek gue"

ustadz Febri menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal itu. Sedang Rizal malah tertawa melihat teman alimnya salting

"biasa aja kali Feb, tar lagi kan jadi ipar gue lo"

"paan sih belum"

"hahahaha"

"ohiya si Rani pules amat, dari tadi kita udah ngomong banyak loh" heran ustadz Febri

"kebo emang dia" jawab Rizal menatap hangat adiknya itu

"gue udah nelfon orang tua lo, katanya nanti subuh baru bisa berangkat"

"thank's Feb"




Jam menunjukkan pukul enam pagi. Kedua orang tua Rani sudah berada di kamar Rizal.

"Rizal udah mendingan bu"

Ibu Rani mengangguk, matanya masih menyisakan air mata

"ohiya Rani gimana pesantrennya?" tanya Ayah

"tadi sudah saya izinkan om, katanya sampai nanti malam jika orang tua Rani sudah ada" jelas ustadz Febri

"eh gila ya, masak abangnya sendiri kecelakaan cuma dikasih sehari doang"

"huss Rani.."senggol ibu Rani

"tapi kalo jenguk doang gak nginep gak papa Ran" sambung ustadz Febri

"trus gue sama siapa ke sininya ustadz?"

"Rani sama ustadznya kok gue-gue" tegur ayah Rani

Rani memutar bola matanya. Kenapa harus sopan pada ustadz satu ini?

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang