#55

4.5K 355 11
                                    

VOTE NYA JUSEYO :)

hai, maaf terlalu malam buat apdet malming wkkwk

hepi reading ol~

.

.

.



Malam ini malam api unggun. Semua santri putra-putri baik peserta perkemahan atau bukan berkumpul di Buper. Acara ini memang dipertunjukkan kepada semua santri. Selepas jamaah Isya, semua sudah lengkap berkumpul di sekitar kayu bakar

"Mal tolong Rani beres-beres ya" pinta ustadz Febri

"Iya Feb, tenang aja" jawab ustadzah Malfa tersenyum

Ustadz Febri mengangguk, beralih menatap istrinya yang berdiri di depan mobil. Mobil pribadi ustadz Febri sudah terparkir di depan asrama putri

"Sayang, bawa barangnya yang penting-penting aja ya. Nanti selebihnya mas yang nyicil bawa pulang"

"Yang penting-penting?" beo Rani. Baginya semua penting

"Iya kayak baju, kerudung, buku buat belajar,mukena. Alat mandi gak usah, alat makan juga"

Rani terdiam. "Berarti album BTS bawa pulang juga?"  tanya Rani polos. Di samping Rani, ustadzah Malfa menahan tawanya

"Iya iyaa, bawa pulang" jawab ustadz Febri usai membuang nafasnya jengah

"Oke, ayo ustadzah Malfa" tarik Rani 

"Perasaan anak itu ogah-ogahan di rumah, sekarang malah semangat pulang" gumam ustadz Febri heran



Satu tas ransel dan tas jinjing sudah penuh dengan barang Rani. Untung kamar sepi, semua berkumpul di Buper.  

"Sudah Ran?" tanya ustadzah Malfa

"Udah ustadzah, em tapi sebentar. Aku mau kasih surat dulu sama temenku" Rani membuka tasnya kembali. Menyobek kertas lalu menulis sesuatu di sana. Setelahnya ia masukan ke dalam lemari Najma

"Berangkat ustadzah" seru Rani

Ustadzah Malfa mengangguk


***


"Jadi nanti salah satu teman kita, Rani. Selebihnya di rumah kecuali ujian-ujian kelas duabelas nanti" jelas ustadzah Salsa panjang lebar. Kini mereka santri putri kelas duabelas berkumpul di kamar

"Rani sakit ya ustadzah?" tanya Nurul

"Emm.." ustadzah Salsa tampak berfikir

"Pokoknya Rani harus dapat penangan yang baik di rumah. Cukup lama mungkin sampai perpisahan"

"Ini ceritanya masih backstreet ya?" batin Najma

"Saingan ana mundur satu" gumam Caca

"Ustadz Febri?" tanya Fathia. Caca mengangguk

"Kayak ustadznya suka anti aja" cibir Anna

"Ya kan usaha" balas Caca

"Tidak semudah itu Maemunah" sahut Najma jengah. Jelas-jelas ia kemarin mendengar ustadz Febri mengatakn sayang kepada sahabatnya. Ah tidak hanya itu, bahkan merengek dan memeluk Rani

"Tolong bantu Rani ya nanti" pinta ustadzah Salsa

"Na'am ustadzaaahh"

"Baiklah, syukron katsiron anak-anak. Akhirulkalam wassalamu'alaikum warohmatullahiwabarokatuh"

"Wa'alaikussalam warohmatullahiwabarokatuh"


"Najmaaa ana asta'ir qolamuki na'am?" teriak Gina di depan lemari Najma (aku pinjam penamu ya?)

" Na'am" jawab Najma yang sedang berdiskusi ria dengan Ilmi, Asma, dan Anna

"Kira-kira Rani sakit apa ya?" tanya Anna menatap ketiga sahabatnya

Ilmi mengendikkan bahunya

"Perasaan kemarin pas puasa gak bilang apa-apa kalau punya sakit" jawab Asma

"Eh Najma kan kemarin Rani sempet ke rumah anti kan sebelum lebaran?" tanya Ilmi

"Wait wait, kok bisa dia ke sini? lebaran di rumah neneknya?" Anna menjulurkan kedua tangannya ke depan

"Iya sih" jawab Najma takut. Bukankah ini rahasia Rani? dan dia masih ingat bahwa biar Rani saja yang memberitahu lainnya

"Najmaaaa ini tulisan Rani kan?" Gina berseru seraya mendudukkan dirinya di tengah-tengah keempat sahabatnya

"Ih apasih ini nyempil-nyempil" gerutu Anna

Najma mengambil selembar kertas yang terlipat itu. Oh tidak lagi terlipat karena Gina sudah membukanya tanpa membaca keseluruhan

"Apa isinya?" tanya Ilmi

"Jadi ini anak mau publish gitu?" batin Najma

"Najma ih" senggol Asma sebal

"Kata Rani kalau mau jenguk dia silahkan, ini ada alamatnya" Najma menunjukan alamat yang ditulis Rani

"Kok gak asing ya" gumam Asma






"Mas Febri mau kemana?" tanya Rani dengan puppy eyesnya

"Mau ambil buah sayang, katanya mau apel tadi?" 

"Jangan lama-lama"

Ustadz Febri terkekeh. Kenapa istrinya menjadi begitu manja setelah hamil

"Iya sayang" jawab ustadz Febri lalu mengecup pucuk kepala Rani

Rani beranjak dari kasurnya, menarik kursi belajarnya. Oh meja di kamar ini ada dua, satu meja kerja suaminya dan satu meja belajar Rani. Meja rias? nanti jika sudah lulus kata ustadz Febri

"Oke debay mari melihat mas-mas ganteng." Rani mengambil album BTS terbarunya. Tidak hanya itu, kemarin ia juga meminta album NCT Dream rilis terbaru kepada Rizal. 

"Mas ayah sama ibuku kapan dateng?" tanya Rani usai mendengar pintu kamar terbuka

"Mungkin sekarang perjalanan. Kemarin ayah masih di luar kota. Ini apelnya udah mas kupasin di potongin juga" sodor ustadz Febri denga piring ungu kecil

"Waahh makasih mas" terima Rani dengan matanya berbinar

"Sama-sama." Ustadz Febri merebahkan dirinya ke kasur. Memperhatikan istrinya yang tergerak mengambil sesuatu

"Astaghfirullah" 

Rani yang mendengar keluhan suaminya itu lantas menoleh dengan cengiran tanpa dosanya

"Bisa-bisa anak gue mirip Jeno"

"Kalo gak Renjun mas" sahut Rani seraya membuka albumnya

"Serah mu Ran" 

"AAA HAECHAN GANTENG BANGET"

"Dahlah resign aja jadi suami Rani" desis ustadz Febri menutup matanya dengan lengan tangan

"Jangan ih mas"






.

.

.


tobi kontinyuuuu ...

maaf lagi update cuma segini 

jangan bosen yaa hehe


TERIMAKASIH SEMUANYAAA


Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang