#54

4.7K 345 12
                                    

VOTE NYA JUSEYO~

tenkyuu

hepi reading ol 

.

.

.



"Rani pingsan lagi?" tanya Ilmi sesampainya Gina di kamar

"Iya tadi dia dipanggil ustadzah Alfi kan gara-gara hukuman itu, eh baru ampek gapura tiba-tiba pingsan"

"Sebenernya kenapa itu anak?" khawatir Ilmi. Seingatnya Rani tidak pernah sakit seperti ini. Bahkan untuk demam saja anak itu tidak pernah selama SMA

"Rani punya riwayat sakit ya?" tanya Anna serius. Mereka berlima sedang duduk melingkar di depan lemari Najma. Tempat favorit katanya

"Dia jarang banget sakit. Dia juga gak pernah bilang kalo punya riwayat sakit apa gitu" imbuh Gina

"Ck Rani ituu kenapa gak mau cerita kalau ada apa apa" kesal Ilmi. Ia merasa tidak baik menjadi sahabat Rani

"Anak itu selalu senyum sama oppa-oppa nya" gumam Gina tersenyum

"Asma anti jangan kayak Rani ya" Anna menyentuh dengkul Asma pelan

"Kenapa?"

"Jangan sembunyiin rasa sakit dibalik fangirlnya anti. Selain itu juga sih, pokoknya selagi itu bisa kita bantu,anti jangan diem-diem ya." Anna memandang Asma lekat. Anna tidak mau temannya sama seperti Rani

"Ini ana juga suka kpop loh, kenapa gak ada yang ngelus sih?" dumel Ilmi mengacaukan suasana

"Dah lah males Ilmi mah, bikin feel nya ilang" Anna berdecak. Lantas keempatnya tertawa

"Najma diem aja, kasih pendapat dong. Kira-kira Rani kenapa?" senggol Gina

"Gak ada. Ana juga buntu, khawatir saja sama Rani" balas Najma di mulut, namun tidak di hati. "Jangan jangan Rani membelendung lagi? pasti udah itu kan ya sama ustadz Febri?"

"Eh men-temen siapa yang tau Rani akhir-akhir ini sakit?" teriak Anna

"Pingsan mulu perasaan" 

"Eh siapa itu yang bilang?!" Ilmi menajamkan matanya. Enak saja mencibir sahabatnya

"Ana kemarin liat dia gak enak badan" Khansa menyahut dari kasurnya. 

Iya sekarang sudah pukul sebelas malam. Harusnya mereka istirahat karena besok masih ada perlombaan perkemahan

"Kenapa?" tanya Ilmi

"Dia sakit perut gitu, tapi bukan laper bukan delepen juga"

"Hah kenapa itu?" gumam Gina

"Tapi malah bilang pengen pentol corah" sambung Khansa

"Haah?" beo mereka berlima

"Kan kan kan" batin Najma menebak







"Febri!!" ustadzah Malfa berlari menuju ustadz Febri yang mondar-mandir depan ruang UGD

"Gimana keadaan Rani?" tanya ustadzah Malfa, nafasnya masih belum beraturan. Ia buru-buru ke rumah sakit usai mengobati santri putra yang luka.

"Belum tau Mal, masih di dalam"

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang