#36

4.2K 309 6
                                    

"Gimana Ran, puasa mau di sini?" tanya ustadzah Sita.

Rani duduk bersimpuh di depan ustadzahnya itu memainkan jari-jarinya. Pagi ini setelah setor murajaahnya Rani diminta tinggal sebentar untuk membicarakan soal tambahan hafalannya

Jika dibeberapa pesantren tidak membolehkan santri putrinya yang halangan untuk setoran, tidak dengan anutan pesantren ini.

(setahu author ya, setiap pondok beda-beda menanggapi soal itu hehe)


"Em sebenarnya Rani belum tanya ustadzah, hehe afwan" cengirnya menutupi rasa gugup

"Masya Allah. Dari jaman Sugamu belum glowing ampek udah oppa-oppa ganteng belum ditanyain?" 

"Eh ustaadzah bisa aja.Hehehe". 

"Kenapa belum ditanyain? besok udah perpulangan"

Rani menggaruk kepalanya. Gak gatal juga sebenarnya

"Aduh pasti ayah sama ibu ngikut mas febri deh"

"Ran?"

"Em ustadzah maaf nih OOT, apa ustadzah belum denger berita apaa gitu soal Rani?"

"Apa Ran?". 

"Gak ada ya ustadzah?" tanya balik Rani. Ia menggenggam erat Al-Qur'annya

"Udah pokoknya kamu tanyain hari ini. Nanti abis maghrib waktu setoran kasih tau ustadzah" final ustadzah Sita

"Na'am ustadzah"

"Masih lama halanganmu?"

"Em biasanya cuma lima hari kok ustadzah. Mungkin nanti apa besok selesai"

"Ohh iya, jangan nunda suci ya nak"

"Na'am ustadzah"

"Yaudah balik ke kamar. Udah jam setengah delapan". Rani mengangguk. Menyalami penuh hormat tangan kanan ustadzah ngajinya itu

"Assalamu'alaikum ustadzah"

"Wa'alaikumussalam"



"Ukhti Rani"

"Na'aaam" balas Rani dengan senyumnya

"Uhkti abis maju ya?" Rani mengangguk

"Rajin banget ukhti lagi libur maju" goda adik kelasnya. Kelas satu SMP. Asrama anak baru sengaja dipisah gedungnya. Gedung lebih bagus. Biar betah katanya

Rani tertawa kecil. "Biar cepet selesai. Kalian juga kalo libur jangan libur juga murojaahnya"

Dua anak SMP itu mengangguk . "Siap ukhti"

"Uhkti duluan ya"

"Na'am uhkti Rani". 

Rani memakai sandalnya. Berjalan menuju asramanya. Cukup jauh, karena harus melewati lapangan basket dan ruang tamu pesantren

Saat melewati saung-saung yang di dekat ruang tamu tak sengaja Rani menangkap satu gerombolan anak kuliahan di salah satu saungnya. Dua orang perempuan berkerudung dan tiga laki-laki

"WHAT? MAS FEBRI?"

Laki-laki yang mencuri perhatiannya itu memakai alisan berwarna hitam dengan lengan panjang yang tergulung. Celana kain hitam dan topi putih dikepalanya

"Ini ustadz apa mas mas kuliahan sih? lagian kok ya pesantren gak negur nih mas mbak-mbak kumpul di sini. Gak mencerminkan panutan. Pesantren woi pesantren"

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang